Mohon tunggu...
Ummu Zahrotun Nadzifah
Ummu Zahrotun Nadzifah Mohon Tunggu... -

the most beautiful time is the one with you love the most

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenali Bakat Anak Sedini Mungkin

17 Juni 2015   11:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:40 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Faktor yang ada pada anak itu sendiri, yaitu mengenal anak. Mengenali dalam arti mengetahui semua ciri khusus yang ada pada anak secara obyektif. Dalam usaha memberikan pendidikan khusus kepada anak berbakat perlu terlebih dahulu membedakan beberapa pengertian, yakni:

1) Berbakat luar biasa pada fungsi-fungsi yang berhubungan dengan proses informasi (kognitif) dan karena itu mempengaruhi aspek-aspek lain.

2) Berbakat luar biasa hanya pada salah satu atau beberapa aspek, bisa mengenai aspek kognitif atau aspek yang berhubungan dengan keterampilan-keterampilan khusus. Sedangkan aspek-aspek lain secara umum tergolong biasa saja.

 

  1. Pembahasan Kajian Teori dengan masalah

Dalam mendidik anak peran orang tua sangatlah penting, dalam psikologi perkembangan anak terlahir seperti kertas putih yang sama sekali tidak memiliki coretan, dan orang tua serta lingkungannya lah yang akan memberikan coretan-coretan dalam kertas putih tersebut. Namun orang tua atau lingkungan yang tidak mengerti akan mendidik anak akan memberikan coretan-coretan yang salah, yang coretan itu akan menjadi bekalnya dalam menjalani hidup kedepannya.

Maka dari itu, orang tua serta lingkugan haruslah mengerti bagaimana mendidik anak dengan baik dan benar. Karena proses pendidikan bukan hanya ada di bangku sekolah, dirumah dan tempat anak bermainpun anak akan mendapatkan proses pendidikan. Pendidikan yang paling penting ialah dirumah karena anak lebih besar menghabiskan waktunya dirumah. Setiap anak memiliki potensi ketika kita mendidik anak dengan baik dan benar, potensi yang dimiliki oleh anak akan berkembang. Seorang gurupun haruslah mengerti gaya belajar setiap anak yang berbeda, dengan gaya belajar yang sesuai dengannya, anak tersebut akan baik dalam mengikuti proses pembelajaran dan sebaliknya. Maka dari itu kenalilah gaya belajar anak karena terkadang anak takut salah ketika gaya belajar yang mereka sukai tidak sma dengan gurunya.

Dan kemampuan setiap anak sangatlah berbeda, ada sebagian anak yang memiliki potensi yang sangat tinggi dan sebaliknya. Akan tetapi sangat disayangkan ketika seorang anak memiliki potensi yang tinggi atau bakat yang tinggi orang tua tidak mengenalinya sejak dini, yang akan menimbulkan orang tua, guru atau lingkungan salah dalam mendidik anak. Dan akhirnya potensi yang dimilki anak tidak dapat berkembang.  

Selain itu kebanyakan dari para orang tua salah melihat kemampuan yang dimiliki oleh setiap anak. Terkadang anak yang terlalu aktif bertanya atau bertingkah laku dan berbicara anak tersebut dikatakan bandel karena berbeda dari tema-temanya. Dan kita sebagai orang tua dan guru tidak mengetahui mungkin saja kemampuan yang dimiliki oleh anak ialah bakat, namun kita tidak mampu mengembangkan bakat yang anak tersebut miliki atau bahkan kita malah menghilangkan bakat tersebut.

Dan kasus lain yang banyak terjadi di masyarakat kita ialah, ketika orang tua dan guru tidak tahu bagaimana mengembangkan potensi atau kemampuan yang dimiliki oleh anaknya. Karena Kemampuan dasar atau bakat luar biasa yang dimiliki seorang anak memerlukan serangkaian perangsang (stimulasi) yang sistematis, terencana dan terjadwal agar apa yang ada, yang dimiliki menjadi aktual dan berfungsi sebaik-baiknya. Membiarkan seorang anak berkembang sesuai dengan azas kematangan saja akan menyebabkan perkembangan menjadi tidak sempurna dan bakat-bakat luar biasa yang sebetulnya memiliki potensi yang dapat dikembangkan menjadi tidak berfungsi. Maka dari orang tua lingkungan, guru kenalilah bakat anak sedini mungkin .

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun