Mohon tunggu...
Ummu Zahrotun Nadzifah
Ummu Zahrotun Nadzifah Mohon Tunggu... -

the most beautiful time is the one with you love the most

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Stress,,Siapa Takut???

1 Oktober 2014   09:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:50 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang pasti pernah mengalami stress, entah itu stress yang ringan, sedang, maupun, tinggi. Nah, sebenarnya apa sih yang menyebabkan timbulnya stress? Stress merupakan suatu keadaan tertekan yang dialami oleh individu yang menuntutnya untuk melakukan penyesuaian diri atau adaptasi. Sumber stress inilah yang disebut sebagai stressor. Kemudian faktor apa yang dapat menjadi stressor? Jawabannya adalah semua peristiwa, kondisi internal individu (kondisi psikis), lingkungan (sosial & fisik), dsb yang mana kesemuanya itu menuntut individu untuk melakukan adaptasi dengannya.

Jangan salah, stressor tidak hanya berupa hal yang menyedihkan, memilukan, ataupun memprihatinkan. Namun stressor juga dapat berupa hal-hal yang menggembirakan. Contohnya?? menikah. Mengapa menikah menjadi salah satu stressor? bukankah semua wanita malah menunggu-nunggu momen dimana dia menjadi seorang bak putri cantik, memakai gaun putih dengan senyum penuh ketulusan, duduk berdua dengan pasangannya di pelaminan???? Dan semua pria juga menunggu hari ini, hari dimana dia mengikat janji suci, hari dimana dia berparas bak seorang raja, memakai jas, sepatu lengkap dengan peci hitam, dan duduk di pelaminan bersama pasangannya. Bukankah semua hal itu adalah indah?? Lantas kenapa menikah menjadi salah satu penyebab timbulnya stress?

Mari kita simak penjelasan ini. Memang semua orang menunggu hari sakral ini, hari dimana suatu pasangan menyatukan cinta mereka dan mengikatnya dengan janji suci dengan disaksikan oleh penghulu, keluarga, teman, dan masyarakat sekitar. Namun yang menjadi stressor adalah proses menuju pernikahan dan kehidupan pasca pernikahan. Pernikahan diibaratkan sebagai tahapan untuk memulai kehidupan yang baru, yaitu dimana seorang wanita dan pria yang sebelumnya masih tinggal sendiri, tidur sendiri, makan sendiri, dan semua aktivitas sehari-harinya yang dilakukan sendiri, dengan menikah kehidupannya mengalami perubahan. Yang ada sekarang adalah tinggal di rumah berdua, tidur berdua, makan berdua, dsb. Perubahan hidup inilah yang menuntut individu untuk melakukan adaptasi dengan pasangannya. Adaptasi dengan perilakunya,sifatnya, kebiasaannya, sikapnya, keluarganya, dan masih banyak lagi. Nah, ini gambaran kehidupan pasca menikah. Selanjutnya, proses menuju pernikahan ternyata juga dapat menimbulkan stress.

Karena menikah merupakan gawe besar, maka butuh persiapan yang banyak pula, dan pasti menyita waktu, pikiran, tenaga, dan tentunya budget. Dari mulai menentukan hari-H, menyiapkan konsep dekorasi pelaminan, menyiapkan baju pengantin, menentukan perias pengantin, membuat undangan, memesan souvenir pernikahan, sampai konsep acara. Waahhhhh.. banyak banget ya ternyata??? Nah dari sekian banyak kegiatan ini, jika seorang individu tidak dapat menyesuaikan dirinya, mengkondisikan pikirannya, maka dia akan mengalami stress. Itulah pentingnya mengapa sebelum memutuskan untuk menikah, kita harus melakukan pertimbangan-pertimbangan yang masak, sehingga nanti hasilnya pun memuaskan dan acara berjalan lancar.

Selanjutnya, yang perlu diperhatikan adalah ternyata stress juga dibutuhkan oleh tubuh. Stress yang seperti apakah? Sebagaimana yang saya sebutkan di atas tadi, bahwa stress memiliki tingkatan. Kalau stressnya kronis, memang berdampak buruk bagi tubuh dan kesehatan. Namun, jika stress yang kita alami adalah stress ringan, maka hal itu justru memberikan dampak positif bagi tubuh dan kesehatan. Mengapa? Karena stress akan meningkatkan kewaspadaan, sehingga kita akan lebih berhati-hati. Dan ketika sudah berhati-hati, maka secara tidak langsung kita telah meminimalisir adanya kesalahan. Selain itu, dengan stress (ingat! stress ringan) akan membantu kita memunculkan ide-ide kreatif. Tidak jarang bukan ketika kita mengerjakan tugas atau belajar untuk ujian dengan cara kebut? Artinya, memang ketika kita berada dalam kondisi tertekan tubuh ini akan memacu hormone yang membuat kita dapat bekerja lebih dari biasanya.

Jika dilihat dari contoh pernikahan di atas, stress dapat membantu kita memunculkan ide-ide kreatif dalam membuat konsep pernikahan yang bagus, membuat kita memperhatikan hal-hal sepele yang mungkin mempengaruhi jalannya acara, meningkatkan kewaspadaan apabila hal buruk terjadi, dsb. Nah, jika semua sudah tercover dengan baik, maka acara yang digelar pun akan berjalan lancar.

Jadi, stress? siapa takut??? ^_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun