Mohon tunggu...
Nadzier Wiriadinata
Nadzier Wiriadinata Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Cuma ingin sharing dengan siapapun yang menghendaki adanya perubahan di negeri yang semakin memprihatinkan ini

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Oknum Brimob Bikin Polri Jatuh Terkapar

23 Maret 2015   16:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:12 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum tuntas dari hingar bingarnya perseteruan KPK dan POLRI yang membuat citra POLRI terpuruk dimata pegiat korupsi dan melemahnya kekuatan KPK, sekarang muncul peristiwa penyerangan sekelompok oknum Anggota Brigade Mobil Polda Kalimantan Timur terhadap beberapa anak didik yang sedang tidur di Asrama Atlet II, Komplek Stadion Sempaja, Samarinda, Kaltim sekitar pukul 01.30., Sabtu (21/3) dini hari ( baca: http://www.jpnn.com/read/2015/03/22/293717/Mencekam,-Puluhan-Brimob-Mengamuk-Lalu-Menyerang-Asrama-Atlet). Peristiwa tersebut tentunya sangat menggemparkan dan tidak bisa dianggap sepele karena akan berdampak pada semakin terpuruknya citra POLRI dimata anak didik yang merupakan generasi pelanjut bangsa kita kedepan dan menciptakan rasa trauma didalam diri mereka. Oleh karena itu, wajar jika kemudian Menpora mengutuk serangan oknum Brimob tersebut (baca : http://www.jpnn.com/read/2015/03/22/293775/Menpora-Kutuk-Serangan-Puluhan-Brimob-di-Wisma-Atlet-Kaltim).

Pertanyaan yang muncul dalam benak kita terkait peristiwa tersebut adalah apa untungnya menyerang asrama atlet dan memukuli anak didik yang sedang menikmati waktu tidurnya? Apakah dengan tindakan tersebut Brimob atau POLRI kemudian akan lebih berwibawa dan ditakuti siapapun, sehingga tidak boleh seorangpun berani macam-macam? Itu persepsi yang sangatkeliru dan tidak bisa dibiarkan. Sepertinya harus ada upaya-upaya solusi yang bersifat psikologis dan komprehensif terhadap pemahaman-pemahaman aparat institusi POLRI semacam itu. Karenanya, sudah saatnya sekarang ini POLRI mulai memperhatikan kendala-kendala internal yang tidak kalah berat tingkatkompleksitasnya. Dengan katalain, upaya reformasi atau pembenahan kedalam adalah sebuah langkah yang harus segera dilakukan oleh POLRI. Tidak boleh lagi ada ruang dalam pemahaman aparat POLRI bahwa penggunaan kekuasaan atau power akan bisa membangun citra positif, martabat atau kewibawaan. Membangun martabat dan wibawa institusi POLRI melalui power atau eksploitasi kekuatan dan kekuasaan sudah bukan zamannya lagi.

POLRI saat ini dan kedepan sangat membutuhkan seorang figur pemimpin yang memahami betul bagaimana membangun sebuah martabat atau kewibawaan institusi, yaitu sebuah martabat atau kewibawaan yang dibangun melalui upaya-upaya keberpihakan institusi POLRI kepada rasa keadilan masyarakat, bukan keberpihakan kepada kepentingan partai politik tertentu atau kepentingan institusi POLRI itu sendiri. Keberpihakan kepada rasa keadilan masyarakat inilah yang selama ini terabaikan.

Institusi POLRI selama ini sepertinya kurang memahami logika berfikir masyarakat yang hampir setiap hari senantiasa bersentuhan langsung maupun tidak langsung dengan aparat POLRI. Masyarakat merekam semua peristiwa yang terjadi menyangkut perilaku aparat POLRI dilapangan. Apapun yang dilakukan POLRI tidak ada yang luput dari pantauan masyarakat. Karena itu, memahami rasa keadilan masyarakat tentunya harus menjadi dasar perilaku aparat POLRI. Manifestasi sikap memahami rasa keadilan masyarakat yang paling krusial diantaranya adalah institusi POLRI harus semakin peka dan terbuka terhadap kritikan dan tuntutan masyarakat dan kemudian tindak tegas oknum aparat POLRI yang mengganggu rasa keadilan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun