Halo, sebelum kita mempelajari siklus Akuisisi dan Pembayaran, Peratama-tama kita harus memahami istilah dari akuisisi itu sendiri.
Pengertian Akuisisi dalam Dunia Bisnis: Suatu Proses Pengambilalihan yang Membentuk Kekuatan Baru
Dalam konteks bisnis, istilah "akuisisi" merujuk pada suatu proses penting yang melibatkan pengambilalihan saham sebuah perusahaan oleh perusahaan lain. Proses ini terjadi ketika suatu entitas, misalnya perusahaan A, memutuskan untuk membeli sebagian besar atau seluruh saham perusahaan lain, dalam contoh ini, perusahaan B. Hasil dari akuisisi ini adalah perusahaan A menjadi pemilik sah dari perusahaan B, menciptakan entitas tunggal yang menggabungkan kekuatan dan sumber daya keduanya.
Untuk memberikan gambaran lebih jelas, bayangkan perusahaan A sebagai pemain kunci yang berupaya memperluas cakupan bisnisnya atau memperoleh keunggulan strategis dengan cara menggabungkan diri dengan perusahaan B. Langkah ini dapat diambil untuk meningkatkan pangsa pasar, mendiversifikasi portofolio produk, atau mencapai efisiensi operasional. Akuisisi bukan sekadar pertukaran saham, tetapi sebuah perubahan signifikan dalam struktur perusahaan yang melibatkan penggabungan dua entitas menjadi satu.
Sebagai contoh konkret, mari kita fokus pada perusahaan A yang mengakuisisi perusahaan B. Dalam proses ini, perusahaan A mengambil alih kepemilikan saham perusahaan B dan dengan demikian, secara efektif, perusahaan B menjadi bagian dari perusahaan A. Akuisisi ini dapat membawa manfaat berupa peningkatan skala operasional, akses ke pasar baru, atau bahkan integrasi teknologi yang lebih baik.
Penting untuk dicatat bahwa akuisisi dapat terjadi dengan berbagai motivasi, termasuk strategi pertumbuhan, keunggulan kompetitif, atau reaksi terhadap perubahan pasar. Oleh karena itu, pemahaman tentang bagaimana proses ini dapat membentuk dan memengaruhi dinamika bisnis sangat krusial dalam memahami perubahan landscape industri dan arah strategis suatu perusahaan.
Siklus akuisisi dan pembayaran merupakan bagian penting dari aktivitas perusahaan yang melibatkan proses pengambilalihan, pembelian barang dan jasa, serta pengeluaran kas. Audit pada siklus ini bertujuan untuk menilai apakah transaksi-transaksi yang terlibat telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. Dalam tulisan ini, kita akan membahas tujuan, klasifikasi transaksi, dan akun-akun yang terlibat dalam siklus akuisi dan pembayaran.
- Tujuan Siklus Akuisisi dan Pembayaran
Tujuan utama dari audit siklus akuisisi dan pembayaran adalah untuk mengevaluasi apakah akun-akun yang dipengaruhi oleh akuisisi barang dan jasa serta pengeluaran kas telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. Proses akuisisi, yang melibatkan pengambilalihan saham perusahaan, menjadi fokus penting dalam memastikan transparansi dan kepatuhan.
- Klasifikasi Transaksi dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran
Dalam siklus ini, transaksi-transaksi dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok utama:
1. Akuisisi Barang dan Jasa: Melibatkan perolehan atau pembelian barang atau jasa seperti bahan baku, peralatan, perlengkapan, perbaikan dan pemeliharaan, serta penelitian dan pengembangan.
2. Pengeluaran Kas: Transaksi terkait dengan pengeluaran kas untuk memperoleh atau membeli barang atau jasa.
3. Retur dan Pengurangan Pembelian serta Diskon Pembelian: Transaksi ini mencakup pengurangan jumlah pembelian barang atau jasa serta mencatat retur barang atau diskon yang diberikan.
- Akun yang Terlibat dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran
Berbagai akun terlibat dalam siklus akuisisi dan pembayaran, seperti yang dapat dilihat dalam T-Account:
1. Kas di Bank: Mengurangi sisi kredit dan menambah sisi debit saat digunakan untuk membayar utang usaha atau pengeluaran kas.
2. Retur dan Pengurangan Pembelian: Bertambah di kredit dan mengurangi utang usaha di debit ketika terjadi retur atau pengurangan pembelian.
3. Diskon Pembelian: Bertambah di kredit dan mengurangi utang usaha di debit sebagai akibat dari diskon pembelian.
4. Pembelian Bahan Baku: Bertambah di debit ketika pembelian bahan baku secara kredit, dan utang usaha bertambah di kredit.
5. Aset Tetap: Bertambah di debit saat pembelian aset tetap secara kredit, dan utang usaha bertambah di kredit.
6. Beban Dibayar Dimuka: Bertambah di debit ketika pembayaran dilakukan di muka, dan utang usaha bertambah di kredit.
7. Akun Pengendalian Beban Administrasi, Beban Penjualan, dan Beban Manufaktur: Bertambah di debit dan mempengaruhi utang usaha di sisi kredit.
Â
Dengan pemahaman yang baik tentang tujuan, klasifikasi transaksi, dan akun-akun yang terlibat, auditor dapat melakukan evaluasi yang komprehensif terhadap siklus akuisisi dan pembayaran, memastikan keakuratan dan kepatuhan dalam pelaporan keuangan perusahaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H