surat ini untuk kamu, ya kamu. kamu yang yang punya kekasih rajin mengcek isi handphone demi memastikan kamu tidak selingkuh
surat ini juga untuk kamu, ya kamu, yang untuk bermain dengan sahabat-sahabatnya saja harus minta ijin berbrlit-belik kepada pacar
surat ini untuk kamu, ya kamu. yang kadang kekasihmu tidak sengaja menamparmu dengan alasan "kamu perlu dididik"
surat ini untuk kamu, ya kamu, yang selalu merasa bahwa dia yang kamu cinta akan berubah.
aku memang sok tau, aku pernah jadi kamu. ya kamu, aku pernah terjebak dalam hubungan yang tidak sehat
aku menurut ketika harus betemu dia yang aku cinta disini dan jam segini. harus tepat waktu. aku menangis sejadi-jadinya karena dia bilang dia akan menikahi wanita lain dan taunya dia bohong. aku yang tidak bisa menolak semua kemauan kekasihku. aku yang mengaku belajar feminisme tetapi masih diperalat dengan seorang pria yang tidak mengerti kata "Tidak" yang aku ucapkan.
kekerasan dalam pacaran bisa mencengkram siapa saja. bahkan saya yang sudah cukup mengerti teori dan siklus kekerasan. saya yang menulis jurnal tentang kekerasan seksual, tapi ternyata cinta menutup mata saya. saya mematikan sensitifitas saya terhadap kekerasan. saya juga terjerembab dalam tindak kekerasan.
saya, tidak bisa menolak pesona mantan kekasihsya yang saya cintai dan kasihani ketika ia meminta untuk kembali
saya sekaligus takut untuk melawan ketika setiap kali kekasih sayamenekan saya. mengancam. bahkan mencekek saya
saya juga tidak bisa sadar walau sudah berkali-kali diperingatkan oleh teman-teman disekeliling saya bahwa pria yang saya cintai itu telah melakukan kekerasan
saya seperti anda, ya, anda, saya percaya bahwa semua manusia pasti berubah