Mohon tunggu...
Nadya Vegaputri
Nadya Vegaputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa dari salah satu Universitas Pendidikan yang ada di Jawa Barat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Sikap Protektif Orang Tua terhadap Perkembangan Fisik Motorik Anak: Dampak Pembatasan Aktivitas di Luar Rumah

28 Oktober 2024   01:00 Diperbarui: 28 Oktober 2024   01:25 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Peran orang tua dalam mendukung perkembangan anak sangat penting, terutama pada perkembangan fisik motorik. Tak banyak orang tua yang sadar akan peran tersebut, baik dalam hal memperhatikan perkembangan atau pertumbuhan anak. Pada masa perkembangan dan pertumbuhan anak di usia 0-7 tahun merupakan masa yang dimana anak pada usia tersebut menerima stimulasi untuk mengembangkan aspek perkembangannya, seperti aspek perkembangan kognitif, bahasa, fisik dan motorik, sosial emosional, dan sebagainya. Orang tua sering kali membatasi kesempatan anak untuk bermain dan beraktivitas di luar rumah. Meski bertujuan untuk menjamin keselamatan, namun bisa saja berdampak buruk terhadap perkembangan fisik dan motorik anak.

Kekhawatiran orang tua akan keselamatan anak adalah bentuk kepedulian orang tua kepada anak. Usaha orang tua dalam melindungi anak dari hal yang membahayakannya, seperti bermain di luar rumah. Tetapi,  hal ini terkadang dapat menghambat perkembangan anak juga, karena anak juga perlu bereksplorasi dan beraktivitas di luar rumah. Pembatasan aktivitas di luar rumah dapat menghambat perkembangan fisik motorik anak, seperti tidak memberi kebebasan anak untuk bergerak dan beraktivitas di luar rumah sehingga dapat menghambat perkembangan keterampilan motorik kasar dan halusnya.

Stimulasi keterampilan fisik motorik untuk anak merupakan hal yang sangat penting. Pemberian stimulasi perkembangan adalah salah satu cara untuk membantu anak berkembang dan bertumbuh, anak yang menerima stimulasi dengan baik akan mencapai aspek-aspek perkembangan yang baik pula. Sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Heri Rahyubi (2012:228) perkembangan motorik khususnya pada anak usia dini akan lebih optimal jika lingkungan tempat tumbuh kembang anak mendukung anak untuk bergerak bebas. Namun di samping itu, “Bagaimana seorang anak bisa mengembangkan keterampilan motoriknya jika setiap langkah mereka selalu diawasi dan dibatasi?”.

Menurut Hurlock (1978:151) menjelaskan bahwa perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmani melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot yang terkoordinasi. Perkembangan motorik meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar berhubungan dengan penggunaan otot besar, sedangkan motorik halus melibatkan penggunaan otot-otot kecil. Anak-anak, terutama pada usia dini cenderung sangat aktif dan suka bergerak. Mereka selalu senang untuk mencoba hal baru dan bermain, baik dalam permainan yang memerlukan banyak energi. Pada usia dini anak-anak senang beraktivitas motorik seperti melompat-lompat, berlari, dan sebagainya.

Pembatasan aktivitas di luar ruangan pada anak akan menghambat perkembangan fisik motoriknya. Sikap orang tua yang membatasi aktivitas di luar rumah pada anak dapat disebabkan oleh rasa kekhawatiran orang tua kepada anak. Namun, sikap orang tua yang terlalu membatasi anak untuk beraktivitas di luar rumah akan memberi dampak negatif pada anak. Anak akan kesulitan untuk bereksplorasi dan bermain di luar rumah. Misalnya, yang seharusnya anak dapat bermain seperti berlari, bersepeda, bermain di luar bersama teman, tetapi karena sikap orang tua yang overprotektive dan membatasi aktivitas fisik di luar rumah/ruangan anak akan merasa dikekang dan merasa bosan diam di rumah saja. Sehingga aktivitas fisik yang dilakukan hanya itu-itu saja. Selain itu, anak juga akan merasa bahwa dirinya tidak pernah diberi kesempatan untuk bermain di luar.

Sikap protektif orang tua memang sangat penting guna melindungi dan menjaga keselamatan anak. Namun, jika orang tua terlalu membatasi anak untuk beraktivitas fisik akan menghambat perkembangannya juga. Oleh karena itu, orang tua disarankan untuk tidak terlalu membatasi aktivitas fisik kepada anak apalagi anak yang masih berada pada masa perkembangan yakni pada rentang usia 3-7 tahun. Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk dapat bereksplorasi dan bermain sesuai keinginan anak serta tetap perlu memberikan pengawasan dan perlindungan dari orang tua saat anak beraktivitas fisik di luar ruangan/rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun