Mohon tunggu...
Nadya Qathrunnada
Nadya Qathrunnada Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa pendidikan S1 di program studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta. Memiliki minat besar di bidang pendidikan, sosial dan pengabdian masyarakat, serta mampu memecahkan isu-isu sosial dan berkontribusi dalam kegiatan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Sosial dan Polarisasi Opini Publik: Apa yang Bisa Kita Lakukan?

19 Juni 2023   08:46 Diperbarui: 19 Juni 2023   08:51 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: canva.com)

Media sosial merupakan salah satu produk dari perkembangan sains dan teknologi yang telah memberikan dampak besar pada kehidupan masyarakat. Melalui sosial media, masyarakat dapat berkomunikasi, berinteraksi, berbagi informasi, dan mengekspresikan diri dengan mudah dan cepat. Namun, media sosial juga memiliki potensi untuk menggiring opini masyarakat, baik secara positif maupun negatif.

Opini publik adalah sikap, pandangan, atau keyakinan yang dimiliki oleh sebagian besar masyarakat mengenai suatu isu, peristiwa, atau kebijakan tertentu. Opini publik dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah media sosial. Media sosial dapat menjadi sumber informasi, edukasi, hiburan, dan persuasi bagi masyarakat. Media sosial juga dapat menjadi ruang diskusi, debat, kritik, dan partisipasi politik bagi masyarakat.

Salah satu tantangan terbesar di era digital saat ini adalah bagaimana masyarakat Indonesia dapat mengembangkan teknologi yang bermanfaat dan tidak mudah tergiring opini yang tidak berdasar. 

Teknologi dapat menjadi alat untuk memecahkan berbagai masalah di kehidupan nyata, tetapi juga dapat menjadi sumber informasi yang menyesatkan atau menimbulkan konflik. 

Ya, media sosial juga dapat menjadi sarana untuk menyebarkan hoax, fitnah, ujaran kebencian, propaganda, dan manipulasi informasi yang bertujuan untuk menggiring opini masyarakat sesuai dengan kepentingan tertentu. 

Media sosial juga dapat menimbulkan polarisasi, konflik, intoleransi, dan radikalisasi di tengah masyarakat. Media sosial juga dapat mengekspos masyarakat kepada filter bubble dan echo chamber, yaitu kondisi di mana masyarakat hanya mendapatkan informasi yang sesuai dengan preferensi atau pandangan mereka sendiri, sehingga mengurangi keragaman dan kritisisme.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bagaimana media sosial dapat mempengaruhi opini publik di berbagai bidang. Misalnya, penelitian Fauzi Syarief (2017) mengkaji bagaimana media sosial Twitter digunakan oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk membentuk opini publik mengenai berbagai isu politik dan sosial. 

Penelitian ini menggunakan metode analisis wacana untuk melihat bagaimana bentuk kalimat, tata bahasa, semantik, dan kosa kata yang digunakan oleh SBY dalam akun Twitternya, sehingga dapat menimbulkan opini publik tertentu.

Penelitian lainnya adalah penelitian Mas Agus Firmansyah dan Dedi Supriyadi (2016) yang mengkaji peluang dan tantangan dalam memetakan opini publik di media sosial. 

Penelitian ini menggunakan pendekatan eksploratif dengan deskripsi analitis untuk mengidentifikasi dan mengkaji berbagai peluang dan tantangan yang dihadapi dalam memetakan opini publik di media sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun