Mohon tunggu...
Nadya Putri Pertiwi
Nadya Putri Pertiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya membaca novel.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Seberapa Penting Kedisiplinan dan Profesionalisme Sebagai Calon Perawat?

14 September 2024   07:32 Diperbarui: 14 September 2024   07:33 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti yang kita tahu, teknologi sekarang semakin canggih. Dengan kita memposting video atau foto di media sosial, bisa saja hal tersebut menjadi cepat viral. Seperti pada berita mengenai dunia kesehatan, banyak sekali berita-berita negatif yang beredar. Salah satunya muncul berita seorang perawat melanggar kode etik, atau seorang perawat yang meng-upload video pasiennya untuk dijadikan konten di media sosial. Hal tersebut sangatlah tidak mencerminkan kedisiplinan dan profesionalisme sebagai seorang perawat.

Kedisiplinan harus kita biasakan sejak kecil, karena kedisiplinan akan membawa pengaruh yang positif bagi kita. Juga saat kita melakukan suatu kegiatan akan menjadi nyaman karena sikap disiplin. Selain itu, jika kita menerapkan sikap disiplin, akan membantu kita lebih fokus terhadap tujuan utama kita. Disiplin sendiri memiliki arti sikap atau perasaan yang dengan sadar patuh dan taat terhadap perintah atau larangan.

Dilihat dari bidang Keperawatan, sikap disiplin harus benar-benar diajarkan sebelum menjadi seorang perawat yang profesional. Apabila kita sudah terbiasa memiliki sikap disiplin, tidak akan merepotkan pihak mana pun. Lalu, Kedisiplinan itu sangat berhubungan dengan sistematis dari urutan pekerjaan. Kedisiplinan dan sistematis dalam pekerjaan sering kali saling berhubungan, tetapi keduanya adalah konsep yang berbeda. Kedisiplinan merujuk pada kemampuan untuk mematuhi aturan, rutinitas, dan standar yang telah ditetapkan, sedangkan sistematis mengacu pada cara pekerjaan diatur dan dilaksanakan secara terstruktur dan terencana.

Seseorang yang disiplin cenderung mengikuti prosedur dan jadwal yang telah ditetapkan, yang secara tidak langsung mendukung pendekatan sistematis dalam pekerjaan. Sebaliknya, cara kerja yang sistematis dapat memudahkan seseorang untuk menjaga kedisiplinan. Dengan kata lain, kedisiplinan dapat membantu menerapkan sistem kerja yang efektif, dan sistem kerja yang baik dapat mendukung kedisiplinan. Keduanya saling melengkapi dalam menciptakan hasil yang efisien dan teratur.

Lalu, Kedisiplinan memang dapat berhubungan dengan penanganan stres, terutama dalam konteks pekerjaan seperti perawat. Kedisiplinan membantu perawat mengikuti prosedur dan standar yang ditetapkan, yang dapat mengurangi ketidakpastian dan potensi sumber stres. Misalnya, mengikuti jadwal yang teratur dan mematuhi protokol medis dapat mengurangi risiko kesalahan dan meningkatkan efisiensi kerja, yang pada gilirannya dapat membantu mengelola stres.

Namun, kedisiplinan sendiri tidak langsung mengatasi stres. Penanganan stres melibatkan berbagai strategi, seperti manajemen waktu yang baik, teknik relaksasi, dukungan sosial, dan perawatan diri. Kedisiplinan dapat mendukung pengelolaan stres dengan memastikan bahwa tugas-tugas dilakukan dengan cara yang terencana dan teratur, tetapi perawat juga perlu mengembangkan keterampilan dan strategi khusus untuk menangani stres secara efektif.

Selanjutnya, kedisiplinan sangat berhubungan dengan skala prioritas terhadap pasien. Dalam profesi seperti perawatan kesehatan, kedisiplinan membantu memastikan bahwa perawat mengikuti prosedur dan protokol yang tepat untuk menentukan dan menangani prioritas pasien.

Kedisiplinan membantu menjaga agar prioritas pasien tetap terjaga dan penanganan dilakukan secara efektif dan teratur, mengurangi risiko kesalahan, dan meningkatkan kualitas perawatan.

Selain sikap disiplin, sebagai calon perawat juga harus Profesionalisme dalam hal apapun itu. Pengertian Profesionalisme adalah perilaku dengan penuh tanggung jawab, dapat menempatkan dirinya selama dalam ruang lingkup kerja. Profesionalisme mencakup sikap, etika, dan keterampilan interpersonal yang baik, yang membantu perawat berkomunikasi dengan pasien dan rekan kerja secara efektif serta menjaga standar perawatan. Di ruang lingkup keperawatan, profesionalisme itu sangat penting. Mengapa? Karena hal tersebut bisa menciptakan lingkungan yang sehat dan produktif. Profesionalisme sebagai calon perawat sebagai berikut :
* Selalu menerapkan 5S (Salam, Senyum, Sapa, Sopan, dan Santun).
* Perawat harus memberikan asuhan keperawatan sesuai kode etik.
* Perawat harus menghormati privasi pasien dan rekan kerjanya.
* Mampu berkomunikasi dengan jelas dan empati kepada pasien dan semua warga Rumah Sakit. Menjadi pendengar yang baik juga seksama.
* Mampu memberikan informasi yang akurat dan menjelaskan prosedur dengan bahasa yang mudah dipahami.
* Mengatur waktu dengan efisien untuk menyelesaikan tugas dan memberikan perawatan yang tepat waktu tanpa mengabaikan kualitas.

Manfaat bersikap Profesionalisme :
* Meningkatkan reputasi.
* Mendapatkan kepercayaan dari orang sekitar kita.
* Mempunyai sifat bertanggung jawab.

Profesionalisme sangat berhubungan dengan kemampuan perawat dalam memahami kasus atau status pasien, serta bagaimana informasi tersebut dikomunikasikan kepada rekan sejawat dan keluarga pasien. Secara keseluruhan, profesionalisme mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang memungkinkan perawat untuk mengelola dan menyampaikan informasi pasien dengan cara yang tepat dan sensitif, baik dalam konteks diskusi dengan rekan sejawat maupun komunikasi dengan keluarga pasien.

Profesionalisme sangat berhubungan dengan pemahaman perawat terhadap kebutuhan pasien, baik secara medis maupun non-medis. Lalu, bagaimana profesionalisme berkaitan dengan pemahaman ini?

Yang pertama, kebutuhan Medis: Profesionalisme mencakup pemahaman mendalam tentang kebutuhan medis pasien, termasuk diagnosis, pengobatan, dan perawatan. Perawat yang profesional harus mampu menilai dan mengelola kondisi medis pasien secara efektif sesuai dengan standar praktik yang berlaku.

Yang kedua, kebutuhan Non-Medis: Selain aspek medis, profesionalisme juga melibatkan pemahaman terhadap kebutuhan non-medis pasien, seperti kebutuhan emosional, psikologis, dan sosial. Perawat yang profesional akan memperhatikan kesejahteraan holistik pasien, termasuk dukungan emosional dan sosial yang mungkin mereka perlukan.

Yang ketiga, pendekatan Holistik: Profesionalisme mendorong perawat untuk mengadopsi pendekatan holistik dalam merawat pasien, yang mencakup mempertimbangkan dan menangani berbagai aspek kehidupan pasien yang mempengaruhi kesehatan mereka, seperti lingkungan keluarga, kondisi sosial, dan faktor psikologis.

Yang keempat, komunikasi dan Kolaborasi: Perawat yang profesional berkomunikasi dengan pasien dan keluarga mereka untuk memahami.

Apakah profesionalisme berhubungan dengan efesiensi dan efektifitas? Jelas berhubungan, profesionalisme sangat berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas dalam konteks pekerjaan, termasuk dalam perawatan kesehatan.

Efisiensi: Profesionalisme membantu perawat bekerja dengan cara yang efisien, yakni memanfaatkan waktu dan sumber daya secara optimal. Perawat yang profesional biasanya memiliki keterampilan manajemen waktu yang baik, mengikuti prosedur yang telah ditetapkan, dan menghindari pemborosan yang tidak perlu, sehingga meningkatkan efisiensi kerja.

Efektivitas: Profesionalisme juga berkaitan dengan efektivitas dalam memberikan perawatan yang berkualitas. Perawat yang profesional memahami dan menerapkan standar praktik terbaik, yang memungkinkan mereka mencapai hasil yang diinginkan dalam perawatan pasien. Ini mencakup kemampuan untuk membuat keputusan klinis yang tepat dan melaksanakan intervensi yang sesuai untuk mencapai hasil kesehatan yang optimal.

Profesionalisme mendukung efisiensi dan efektivitas dengan memastikan bahwa pekerjaan dilakukan dengan standar yang tinggi, terorganisir dengan baik, dan berfokus pada hasil yang berkualitas.

Dengan kita mempelajari serta menanamkan disiplin dan profesionalisme dalam diri kita dari sebelum menjadi seorang perawat yang terjun langsung menangani pasien, bisa mengubah stigma yang ada di masyarakat, meskipun itu memerlukan waktu. Seperti kata pepatah "sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit". Karena banyaknya stigma di masyarakat mengenai perawat yang negatif, dengan begitu kita bisa mengubah stigma yang ada untuk menjadi ke arah yang lebih baik.

Jadi, kedisiplinan dan profesionalisme sebagai calon perawat itu sangat penting, karena hal tersebut akan bermanfaat serta berpengaruh untuk ke depannya saat kita sudah menjadi seorang perawat yang terjun langsung dalam menangani pasien. Selain itu, dengan kita menerapkan kedua hal tersebut (disiplin dan profesionalisme) akan membantu kita dalam membangun keamanan dan kenyamanan dengan pasien, efisiensi kerja, dan kepercayaan masyarakat terhadap profesi perawat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun