Jiwa Patriotis dan Nasionalis
Jiwa patriotis dan nasionalisme Ir. Soekarno sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Bung Karno rela memperjuangkan jiwa dan raganya demi membebaskan bangsa ini dari kolonialisme. Bahkan karena kegiatan aktivisme-nya dalam bidang politik, Bung Karno pernah diasingkan di Flores dan Bengkulu.
Setelah kembali dari pengasingan pun, Ir. Soekarno tidak lantas berhenti dengan perjuangannya. Di masa penjajahan Jepang, ia malah semakin aktif dalam usaha memperjuangkan dan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Karismatik
Bung Karno dikenal sebagai sosok yang begitu karismatik, pintar, memiliki kepribadian yang menarik, dan jiwa kepemimpinan. Dalam pidato-pidatonya, Ir. Soekarno terkenal dan menarik perhatian karena penyampaiannya yang berapi-api. Pidatonya tersebut mampu menggodok semangat para pemuda dan rakyat Indonesia pada masa itu sehingga menjadi optimistik dalam meraih kemerdekaan yang akhirnya terwujud pada tanggal 17 Agustus 1945. Selain itu, Bung Karno seolah memiliki magnet yang membuat setiap orang mengagumi sosoknya.
Gagasan “Pancasila”
Istilah Pancasila pertama kali diusung oleh Ir. Soekarno dalam rapat BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945. Hal ini disampaikan Bung Karno dalam pidatonya sebelum menyebutkan lima sila yang telah ia rancang. Hingga saat ini nama “Pancasila” dijadikan sebagai dasar negara kita dan setiap 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
Sepak terjang Ir. Soekarno yang panjang tersebut pasti tak hanya membuat nama Ir. Soekarno terkenal dan segani di kalangan pemuda dan intelek negeri ini di masa sebelum kemerdekaan. Tapi juga menjadi buah bibir di masyarakat luas.
Selain itu, meskipun kebanyakan media massa pada waktu itu masih dikendalikan oleh penjajah dan kondisinya belum semaju sekarang, namun ada juga media Antara yang didirikan oleh para pendiri bangsa untuk mengimbangi propaganda media yang dikuasai penjajah.
Media seperti surat kabar dan radio yang dikuasai penjajah Jepang juga seringkali digunakan sebagai alat untuk menggugah rasa cinta pribumi pada tanah airnya karena karyawan-karyawannya merupakan seorang pribumi. Pada saat proklamasi kemerdekaan pun, radio digunakan untuk menyiarkan proklamasi. Hal itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi oleh karyawan radio Domei bernama Yusuf Ronodipuro.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H