Judul: Belawa dan Sastra
#PerempuanKopi
"Hal yang sulit itu  ternyata bukan melupakan, melainkan tatkala mengingat kenangan yang menurut sebagian orang adalah sejarah.Termasuk aku yang mengalami."
*****
Yogyakarta sebuah provinsi yang orang bilang negeri surga, dengan berbagai keindahan wisata dan tempat-tempat yang masih dianggap sakral, bahkan kota yang masih mengutamakan kebudayaan, memegang teguh sejarah jawa. Siapa yang tidak tahu Borobudur? Seluruh dunia pasti tahu, bahwa Yogyakarta adalah pusat wisatawan dari mancanegara , juga wisatawan lokal. Meski  menurut peta tidak begitu besar. Provinsi yang masih memegang erat budaya-budaya jawa tersebut.  Dan, tempat yang tidak akan pernah bisa dilupakan oleh siapapun  yang pernah tinggal di sana, termasuk aku.
*****
Sastra namanya. Noval Sastra Nagara, aku bertemu dengannya di sebuah acara di daerah alun-alun kidul Yogya. saat itu aku sedang berkumpul dengan kawan-kawan yang mengikuti acara seminar.Mungkin, di mata yang memandangnya biasa saja, tiada yang istimewa, tapi bagiku Sastra begitu unik. Hingga pertemuan kedua tanpa sengaja kita bertemu lagi di sebuah acara yang di gelar di kampus UGM.
*****
Entah, mengapa aku begitu agresif tak bisa menahan diri untuk pura-pura menjadi perempuan pendiam, anggun. Rasanya sulit untuk membohongi diri sendiri, bahwa aku tertarik dengan Sastra. Aku memaksa diri, kuberanikan memulai sebuah pembicaraan dengannya. Dengan mengulurkan tangan dan mengajak berkenalan.
"Hi, namaku April Belawa, kamu siapa? Ucapku, sembari menahan rasa malu-malu."
Dengan Ramah dia mengulurkan tangan, dan menyebut namanya. "Aku , Sastra... Noval Sastra Nagara." Salam kenal, sahutnya.
*****
Singkat cerita, tidak  perlu membutuhkan waktu lama, mungkin karena hati sudah sama-sama klik, setelah pertemuan ke empat. Kedekatan ini akhirnya berbuah  manis perasaan. Perasaan saling nyaman, perasaan saling peduli, serta perasaan saling membutuhkan.Dan, kita sepakat untuk meresmikan menjadi sepasang kekasih dan sepasang doa.
Yogyakarata, 8 April 2016 aku resmi menjadi kekasih Sastra.
Tak bisa kupungkiri kebahagiaan hidupku menjadi berwarna, bahkan semangatku bekerja lebih giat. Seiring kami jalani hari-hari kami bersama, pastinya menikmati suasana kota Yogyakarta, kota yang membuatku betah tinggal di sana. Apa lagi aku sudah tidak sendiri lagi. Sastra pun semakin membuatku nyaman, tidak perlu aku meminta diantar berkeliling kota, dia  sudah paham dan, tak bosan mengajak berkeliling jogja dimalam hari.
Aku nikmati setiap detik berharga bersamanya. Setiap cinta dan perhatian yang diberikan. Aku tak akan melewatkan, hal sekecil apapun, termasuk saat mengambil daun yang menjadi hiasan dirambutku, karena terbang dijatuhkan angin. Bahkan aku sudah menyiapkan kotak yang bernama memori, setiap rindu yang kurasakan padanya, kurangkai  menjadi sebuah cerita kusimpan pada ruang ingatan memoriku. Bahwa aku, Belawa dan Sastra punya kisah tentang Yogyakarata.
*****
Tetapi, prahara itu datang seketika. Seperti mimpi dalam tidur, tapi, ketika bangun hilang. Seperti itulah kisah cintaku dengan Sastra, tiba-tiba dia menghilang. Setelah delapan bulan menjalin hubungan,bahkan aku tidak tahu apa yang terjadi dengan dia. Aku bukan sakit ditinggalkan, tapi hatiku kawatir dia tidak baik-baik saja. Dengan upaya, aku tak berhenti mencari tahu keberadaanya, bahkan hampir setiap hari sepulang bekerja aku menghampiri tempat-tempat di mana kami pernah singgah, juga ke teman-temannya yang aku kenal. Tapi, pencarianku selama satu minggu nihil.
Walau aku sadar saat kita memulai sebuah pertemuan, maka akan ada sebuah perpisahan. Tapi, yang aku inginkan jika itu terjadi perpisahan yang baik. Tidak saling menyakiti. Tapi, inilah yang terjadi sudah ditetapkan oleh Tuhan. Di sinilah aku hancur,rapuh. Rasa kehilangan memaksa membuat keputusan harus resign dari tempatku bekerja dan kembali pulang ke kotaku Blitar
*****
Bukan hal yang mudah untuk meninggalkan Yogya, terlebih jika kita memiliki sebuah kenangan dengan seseorang yang kita cintai.
Saat sebuah keputusan tidak bisa diubah, maka meninggalkan Yogya adalah sebuah hal yang sangat berat untuk dilakukan. Aku tinggalkan cintaku dan membawa kepingan serpihan luka. Sisa-sisa bahagia yang segar diingatan.
Sebelum aku meninggalkan Yogya  aku mengunjungi tempat-tempat yang sering kami kunjungi, terkhusus di tugu Yogya pertemuan terakhirku dengan Sastra. Dan, di situ aku tinggalkan pesan. Pesan dalam hati yang kuucapkan.
"Sastra, aku masih akan menunggu kesempatan bisa bertemu kamu."Gumamku.
Walau entah kapan waktunya. Jika suatu hari nanti aku kembali berkunjung ke Yogya kamu sudah membaca pesanku yang kulangitkan.
Sampai jumpa Yogya,bsampai jumpa Noval Sastra Nagara.
Aku menyimpanmu dan semua hal tentang Yogyakarta. Di sini aku menyimpan kenangan; Â "Di hati dan pikiran."Aku pasti akan merindukanmu.
Taiwan, 7 April 2023
#EventcerpenApriljuara2
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H