Mohon tunggu...
Nadya Namad
Nadya Namad Mohon Tunggu... Buruh - Wira usaha bidang kuliner

Nadya Hoby; Memasak, kuliner

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Belawa dan Sastra

13 April 2023   08:47 Diperbarui: 13 April 2023   08:49 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
DokPrib: (Nadya) Pagodascity Kaoshiung.

*****

Singkat cerita, tidak  perlu membutuhkan waktu lama, mungkin karena hati sudah sama-sama klik, setelah pertemuan ke empat. Kedekatan ini akhirnya berbuah  manis perasaan. Perasaan saling nyaman, perasaan saling peduli, serta perasaan saling membutuhkan.Dan, kita sepakat untuk meresmikan menjadi sepasang kekasih dan sepasang doa.

Yogyakarata, 8 April 2016 aku resmi menjadi kekasih Sastra.
Tak bisa kupungkiri kebahagiaan hidupku menjadi berwarna, bahkan semangatku bekerja lebih giat. Seiring kami jalani hari-hari kami bersama, pastinya menikmati suasana kota Yogyakarta, kota yang membuatku betah tinggal di sana. Apa lagi aku sudah tidak sendiri lagi. Sastra pun semakin membuatku nyaman, tidak perlu aku meminta diantar berkeliling kota, dia  sudah paham dan, tak bosan mengajak berkeliling jogja dimalam hari.

Aku nikmati setiap detik berharga bersamanya. Setiap cinta dan perhatian yang diberikan. Aku tak akan melewatkan, hal sekecil apapun, termasuk saat mengambil daun yang menjadi hiasan dirambutku, karena terbang dijatuhkan angin. Bahkan aku sudah menyiapkan kotak yang bernama memori, setiap rindu yang kurasakan padanya, kurangkai  menjadi sebuah cerita kusimpan pada ruang ingatan memoriku. Bahwa aku, Belawa dan Sastra punya kisah tentang Yogyakarata.

*****

Tetapi, prahara itu datang seketika. Seperti mimpi dalam tidur, tapi, ketika bangun hilang. Seperti itulah kisah cintaku dengan Sastra, tiba-tiba dia menghilang. Setelah delapan bulan menjalin hubungan,bahkan aku tidak tahu apa yang terjadi dengan dia. Aku bukan sakit ditinggalkan, tapi hatiku kawatir dia tidak baik-baik saja. Dengan upaya, aku tak berhenti mencari tahu keberadaanya, bahkan hampir setiap hari sepulang bekerja aku menghampiri tempat-tempat di mana kami pernah singgah, juga ke teman-temannya yang aku kenal. Tapi, pencarianku selama satu minggu nihil.
Walau aku sadar saat kita memulai sebuah pertemuan, maka akan ada sebuah perpisahan. Tapi, yang aku inginkan jika itu terjadi perpisahan yang baik. Tidak saling menyakiti. Tapi, inilah yang terjadi sudah ditetapkan oleh Tuhan. Di sinilah aku hancur,rapuh. Rasa kehilangan memaksa membuat keputusan harus resign dari tempatku bekerja dan kembali pulang ke kotaku Blitar

*****

Bukan hal yang mudah untuk meninggalkan Yogya, terlebih jika kita memiliki sebuah kenangan dengan seseorang yang kita cintai.
Saat sebuah keputusan tidak bisa diubah, maka meninggalkan Yogya adalah sebuah hal yang sangat berat untuk dilakukan. Aku tinggalkan cintaku dan membawa kepingan serpihan luka. Sisa-sisa bahagia yang segar diingatan.
Sebelum aku meninggalkan Yogya   aku mengunjungi tempat-tempat yang sering kami kunjungi, terkhusus di tugu Yogya pertemuan terakhirku dengan Sastra. Dan, di situ aku tinggalkan pesan. Pesan dalam hati yang kuucapkan.

"Sastra, aku masih akan menunggu kesempatan bisa bertemu kamu."Gumamku.

Walau entah kapan waktunya. Jika suatu hari nanti aku kembali berkunjung ke Yogya kamu sudah membaca pesanku yang kulangitkan.

Sampai jumpa Yogya,bsampai jumpa Noval Sastra Nagara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun