Mohon tunggu...
Nadya Ananda
Nadya Ananda Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi

It’s never ourselves that we write for.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Hustle Culture: Budaya Gila Kerja pada Generasi Muda yang Dapat Berakibat Fatal

19 Oktober 2021   20:36 Diperbarui: 20 Oktober 2021   21:51 1250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada intinya, keputusan untuk tergesa-gesa demi selangkah lebih cepat dari orang lain merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri untuk memenuhi kebutuhan dan melampaui ekspektasi yang tinggi, baik itu dari orang lain maupun diri sendiri. Efisiensi fenomena hustle culture kemudian menjadi masalah karena terkait dengan tingkat kelelahan dan dampaknya terhadap produktivitas serta tingkat retensi.

Referensi:

Balkeran, Arianna. 2020. Hustle Culture and the Implications for Our Workforce. Tesis. New York: Baruch College, The City University of New York.

Halodoc.com. (2021, September). "Kerja Tanpa Istirahat Alias Hustle Culture, Apa Dampaknya bagi Tubuh?"

Diakses pada 17 Oktober 2021, dari

www.halodoc.com

Hbr.org. (2015, Desember). "Proof That Positive Work Cultures Are More Productive"

Diakses pada 17 Oktober 2021, dari

hbr.org

Hipwee.com. (2020, Mei). "Hustle Culture, Budaya yang Salah dalam Memaknai Produktivitas"

Diakses pada 17 Oktober 2021, dari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun