kembali pada pangkuan alam
melupakan atap
melupakan lantai
melupakan dinding-dinding
tak ada jendela
angin terburai bebas menerpa
hanya gigil
oleh dingin yang menjarah
tak ada pintu
setiap langkah menyaruk dan menendangku
hanya kerendahan
martabat dan hargadiri yang dikencingi
selembar tikar
harta paling berharga
tempatku menumpukan asa
yang sedikit tersisa
dari badai nestapa
selembar tikar
hanya selembar tikar yang kupunya
segala material rebah
(Denpasar-Bali, Rabo 31 Desember 2008. 1001 Puisi Nadya Nadine).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H