aku terdampar di kota mati hanya reruntuhan kehidupan yang kujumpai tak ada rerumputan
tak ada perdu
tak ada belukar
pepohonan tumbang
dengan ranting dan dedaunan kering bergelimpangan
mengerang kesakitan
aku terdampar di kota mati,
hanya kehancuran kehidupan yang kudapati
tak ada parit
tak ada sungai
tak ada muara
lautnya mati
hanya menyisakan pasir kering
berlumur garam asin
aku terdampar di kota mati,
hanya keping-keping dan serpihan-serpihan kehidupan yang kususuri
tak ada kebun tak ada ladang
tak ada hutan tak ada pegunungan
tak ada gubuk tak ada rumah-rumah
apalagi menara dalam megahnya istana
tanahnya yang kerontang tak hanya retak
kini terbelah-belah
aku terdampar di kota mati,
yang ternyata
adalah makamku sendiri
(Denpasar-Bali, Sabtu 20 Desember 2008. 1001 Puisi Nadya Nadine).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H