malam meretas pagi
benang-benang perak di langit mulai luruh
tanpa komando suara waktu
dingin menyengat sumsum
jiwaku menggigil sepi
ragaku membeku dalam sendiri
satu kisah tertuang
sejuta kenangan menghilang
fajar mengecup hari
lalu-lalang pecahkan sunyi
genderang zaman pun ditabuhi
satu jiwa datang
yang lain pergi pulang
tapi,
batinku tetap meringkuk
tersudut rimbunan rindu
yang enggan membentuk semak-perdu
di sudut sunyi,
masih pagi
kesendirian tetap surga bagi hati
dalam kosong tanpa isi
(Denpasar-Bali, Jum'at 19 Desember 2008. 1001 Puisi Nadya Nadine).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H