Mohon tunggu...
Nadya Nadine
Nadya Nadine Mohon Tunggu... Lainnya - Cepernis yang suka psikologi

Lahir di Banyuwangi, besar di ibu kota Jakarta, merambah dunia untuk mencari sesuap nasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pengakuan

3 Januari 2020   06:05 Diperbarui: 3 Januari 2020   06:07 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: "Confession cannibale ou le festin interdite"by Jean Miotte (sumber: wikiart.org)

Pernah aku mengakui segala salah pada malam

Pernah aku bercerita segala kisah pada kelamnya

Tapi malam tetap hening tak bergeming

dan tak jua beranjak membentuk suatu gerak

Kututurkan segala asa yang sempat terbuang

Kuambil kembali dari bak sampah untuk kutuang

Menjadi suatu hasrat yang menetas dari banyaknya harap

Tak jua terlihat sedikit pun perhatian yang meriap

Pada siapa lagi kan kukisahkan segala rasa?

Dia makin tak tersentuh, tak terjamah

Begitu pun halnya dengan dinginnya semesta

Lagi dan lagi,

Semua makin membuatku luka

Harapan atas cinta tersangkut di bingkai kehidupan

Terlalu indah untuk segera dikuburkan

Terlalu sakit untuk terus dikenang

Membingungkan,

Pengakuan

yang teracuhkan

(Denpasar-Bali, Kamis 25 Desember 2008, 1001 Puisi Nadya Nadine).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun