Mohon tunggu...
Nadya Nadine
Nadya Nadine Mohon Tunggu... Lainnya - Cepernis yang suka psikologi

Lahir di Banyuwangi, besar di ibu kota Jakarta, merambah dunia untuk mencari sesuap nasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Para Pembual

2 Januari 2020   12:45 Diperbarui: 2 Januari 2020   12:54 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi "The Braggart" by Victor Schivert (mutualart.com)

lihatlah padang tandus itu?!
dia berkisah tentang pantai
pasir-pasir basah
riak ombak yang menghempas
dan gelombang yang menerjang
laut yang mengisi samudera

mual

lihatlah kepala-kepala botak gundul itu?!
dia bergosip tentang model-model rambut terkini
yang heboh di sana-sini
rambut panjang yang tergerai lurus sepinggang
rambut zig-zag yang blonde pun pirang
rambut sebahu ikal mayang bergelombang mabuk kepayang
rambut sepunggung keriting bola-bola jalang merangsang
dan rambut tipis pendek yang model batok kelapa sungsang dari sepokok tumbang

muntah

betapa dusta-dusta menggumpal
di batok-batok pikiran mereka

betapa dusta-dusta menggumpal
di bilik-bilik perasaan mereka

betapa dusta-dusta menggumpal
di lorong-lorong sanubari mereka

menggumpal segala gombal

'dasar para pembual!

tukang abal-abal

(Denpasar-Bali, Jum'at 19 Desember 2008, 1001 Puisi Nadya Nadine).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun