Mohon tunggu...
Nadya Nadine
Nadya Nadine Mohon Tunggu... Lainnya - Cepernis yang suka psikologi

Lahir di Banyuwangi, besar di ibu kota Jakarta, merambah dunia untuk mencari sesuap nasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terompet

1 Januari 2020   05:28 Diperbarui: 1 Januari 2020   05:45 0
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

akhir tahun ini
menuju awal tahun depan
nanti

terompet
di mana-mana
terompet

hidup kali ini
berpangku padanya
panen rupiah
dari krisis yang terasa

penghujung tahun menjelang hilang
hendak pergi sedih pun berseri,
sunyi-senyap lengang
berpamit akhiran menuju kembali permulaan

terompet
lagi-lagi terompet
di mana-mana ada

waktu yang terus melangkah
menuju akhir segalanya

entah kapan,
entah kapan tibanya

terompet akhir kehidupan,
menjelma

sang sangkakala

(Denpasar-Bali, Kamis 25 Desember 2008, 1001 Puisi Nadya Nadine).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun