Mohon tunggu...
Nadya Nadine
Nadya Nadine Mohon Tunggu... Lainnya - Cepernis yang suka psikologi

Lahir di Banyuwangi, besar di ibu kota Jakarta, merambah dunia untuk mencari sesuap nasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Lapar

29 Desember 2019   12:00 Diperbarui: 30 Desember 2019   06:27 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kau bilang
kelaparan dekat dengan alamat Tuhan
tapi di sini,
malah menjauhkan

kau bilang
kelaparan menahan diri dari tindak kejahatan
tapi di sini,
angkara murka berjalan-jalan

kau bilang
kelaparan bentuk lain kekenyangan cinta
tapi di sini,
nafsu menjilat-jilat penuh murka

kau bilang
kelaparan menyabarkan perasaan
tapi di sini,
perasaan hangus dibakar emosi api

di sini mendidih

gusar
gusar

semakin beringas,

kasar

menggelepar
tersungkur

lapar

(Denpasar-Bali, Kamis 17 Oktober 2008, 1001 Puisi Nadya Nadine).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun