Mohon tunggu...
Nadya Nadine
Nadya Nadine Mohon Tunggu... Lainnya - Cepernis yang suka psikologi

Lahir di Banyuwangi, besar di ibu kota Jakarta, merambah dunia untuk mencari sesuap nasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tersekap

27 Desember 2019   13:15 Diperbarui: 27 Desember 2019   13:18 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: odishabytes.com; 17/10/2018)

dari sebuah aib
aku dikerubungi lalat

lalu dibekap dalam sebuah bungkusan
keresek suram kehitaman

aku menggelinding dalam kegelapan
bergerunjalan di sepanjang perjalanan

pengap yang pekat
seperti kentut yang tertahan
sehingga menyisakan ketidak-legaan

kasihan,
menerima ampas tanpa pernah menikmati sarinya
dan tetap bergeruntalan dalam sekapan

semua bilang :
biarkan!
membekap dalam sekap
tangan-tangan kehidupan sendiri yang akan mengungkap

pengap

(Banyuwangi, Senin 08 Desember 2008, 1001 Puisi Nadya Nadine).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun