Dalam bidang perekonomian, aspek upah dan inflasi juga dapat mempengaruhi angka pengangguran pada suat negara. Pada kurva philips, di dalamnya disertakan mengenai hubungan antara pengangguran dan inflasi. Apabila inflasi mengalami peningkatan, maka angka pengangguran akan menurun karena terdapat peningkatan harga pada barang dan jasa yang menyebabkan produsen berusaha untuk melakukan proses produksi sebanyak-banyaknya. Dengan demikian, maka produsen perlu tenaga kerja yang lebih banyak sehingga mengurangi pengangguran.
Â
       Pada aspek upah, teori klasik berpandangan apabila upah dapat ditinjau dari sisi penawaran dan sisi permintaan tenaga kerja dalam suatu mekanisme pasar. Apabila penawaran tenaga kerja meningkat, maka upah akan menurun dan begitu sebaliknya. Sedangkan menurut pandangan Keynes, upah dapat meningkat naik apabila para pekerja dalam suatu perkumpulan tenaga kerja atau perserikatan berupaya untuk menaikkan upah tersebut sebagai bentuk tuntutan kesejahteraan para tenaga kerja. Apabila hal tersebut terus diupayakan, maka adanya upah yang rendah memiliki kemungkinan yang kecil terjadi. Kenaikan upah para tenaga kerja ini memberikan pengaruh terhadap kenaikan konsumsi dari para konsumen. Kemudian, dengan adanya kenaikan konsumsi, maka akan terjadi peningkatan pada produksi dan permintaan tenaga kerja.
Â
Globalisasi dapat menurunkan angka pengangguran apabila terjadi pada sektor dengan tenaga kerja yang terampil dan dapat meningkatkan angka pengangguran apabila terjadi pada sektor tenaga kerja dengan skill yang rendah atau tidak terampil[5]. Contoh dari globalisasi ekonomi dalam kehidupan sehari-hari seperti di zaman sekarang ini, yaitu adanya aplikasi jual beli "Shopee". Pengimplementasian ini dirasakan dan diteliti oleh penulis secara langsung.
Â
Aplikasi Shopee merupakan salah satu aplikasi jual beli barang maupun jasa yang bekerja di Indonesia dan luar negeri. Salah satu negara yang bekerjasama dengan pihak Shopee yakni China. Para konsumen Indonesia dapat membeli barang (contohnya seperti casing handphone) yang dijual oleh beberapa penjual dari China dengan mudah. Kelebihan dari barang yang dijual oleh penjual China di platform Shopee ini pun sangat terlihat jelas seperti harga barang relatif lebih murah daripada harga dari penjual dari Indonesia di Shopee; biaya ongkos kirim dari China menuju pembeli di Indonesia juga relatif lebih murah daripada biaya ongkos kirim penjual dari Indonesia di Shopee; dan juga kualitas bahan baku barang yang dijual oleh penjual dari China di Shopee juga bagus. Sedangkan kekurangan dari adanya jual beli barang yang dijual oleh penjual dari China di Shopee ini yakni ada pada pengiriman yang membutuhkan waktu lebih lama yang dapat membutuhkan waktu sebanyak 10-15 hari. Bahkan, juga bisa lebih, dan bergantung pada kecepatan waktu pengemasan barang. Berdasarkan hal ini, adanya globalisasi ekonomi dapat mengurangi angka pengangguran apabila terjadi peningkatan peminat (konsumen) dari barang-barang yang dijual oleh beberapa penjual China dan akan meningkatkan jumlah permintaan tenaga kerja.
Â
Selain contoh diatas, juga terdapat contoh lainnya, seperti terjadinya globalisasi ekonomi akibat adanya budaya Hallyu atau Korean Wave. Dalam konteks ini, akan banyak penjual di Indonesia yang memiliki keterampilan editing dan strategi pemasaran yang baik untuk menjual berbagai macam merchandise K-pop seperti kalender, gantungan kunci, kipas, bantal, koper, pakaian, dan sebagainya. Dengan adanya kemampuan editing yang baik dan bagus dapat menjadi salah satu hal yang dapat menarik para konsumen untuk membeli barang-barang yang dijual olehnya. Akan tetapi, apabila para penjual merchandise K-pop tidak memiliki kemampuan editing dan strategi pemasaran yang baik, kemungkinan yang terjadi yakni sedikitnya peminat dari merchandise K-pop tersebut. Bahkan bisa saja tidak satupun dari barang yang dijualnya dapat terjual. Dengan demikian, maka globalisasi ekonomi ini dapat mempengaruhi angka pengangguran menyesuaikan dengan keterampilan atau skill dari sektor tenaga kerjanya.
Â
Kesimpulan