Mohon tunggu...
Nadya septianmonica
Nadya septianmonica Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UMM

Mahasiswa program studi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak UMKM Akibat Covid-19 dan Cara Agar UMKM Tetap Produktif

18 November 2020   20:53 Diperbarui: 18 November 2020   20:55 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia mengonfirmasi kasus pertama infeksi virus corona penyebab Covid-19 pada awal Maret 2020.Sejak itu, berbagai upaya penanggulangan dilakukan pemerintah untuk meredam dampak dari pandemi Covid-19 di berbagai sektor.Hampir seluruh sektor terdampak, tak hanya kesehatan. Sektor ekonomi juga mengalami dampak serius akibat pandemi virus corona.Pembatasan aktivitas masyarakat berpengaruh pada aktivitas bisnis yang kemudian berimbas pada perekonomian.

Akibat adanya virus tersebut memaksa sebagian besar masyarakat untuk membatasi aktivitasnya agar angka penularan dapat dicegah. Akibatnya, berbagai sektor terkena imbas akibat terhentinya aktivitas masyarakat.
Sektor ekonomi menjadi sektor yang terdampak cukup parah akibat pandemi Covid-19. Bukan hanya dalam skala makro, pandemi Covid-19 ini pun menghantam sektor mikro, tidak terkecuali para pedagang kecil dan pelaku UMKM.

Secara garis besar, berikut merupakan dampak nyata yang disebabkan Covid-19 terhadap sektor UMKM di Indonesia.

1. Penurunan aktivitas jual beli

dengan penerapan anjuran social distancing demi mengurangi angka penularan, sedikit banyak masyarakan mulai mengurangi aktivitas yang berlebihan dan menghindari perkerumunan

Contohnya pedagang makanan seperti nasi goreng,ayam geprek,lalapan dll sudah mengubah cara berjualan dengan hanya melayani pembelian kemahan untuk dibawa pulang tidak melayani makn ditempat, selain itu penerapan sistem online sudah dilakukan dengan pembelian melalui aplikasi dan pengantaran melalui jasa go food. Sehingga aktivitas jual beli tetap berlangsung tanpa mengurangi resiko penularan

2. Bahan baku sulit didapat

Kebijakan social distancing yang dipilih pemerintah Indonesia, telah membuat aktivitas produksi terganggu. Beberapa perusahaan mengambil kebijakan Work From Home, beberapa lagi memutuskan untuk merumahkan karyawannya, hingga PHK massal. Sehingga Efek PHK dan pekerja yang dirumahkan telah membuat penurunan kapasitas produksi mengalami penurunan ekstrem. Mau tidak mau kondisi ini telah menyebabkan bahan baku produksi industri rumah tangga mengalami kelangkaan, atau mengalami kenaikan harga yang ekstrem.

3. Layanan jasa ikut mengalami kesulitan 

mereka yang bergerak di bidang jasa pun dilaporkan mengalami penurunan omset yang signifikan. Misalnya tukang cukur yang terpaksa harus kehilangan penghasilan akibat kebijakan social distancing.

Mereka yang bekerja sebagai buruh harian lepas, seperti pegawai bangunan,perias , pekerja wedding organizer, fotografer pernikahan, dan lainnya dilaporkan kesulitan mendapatkan penghasilan karena sejumlah proyek terpaksa ditunda akibat pandemi virus Corona.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun