Mohon tunggu...
nadyamn
nadyamn Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengelola Kesetaraan Peserta Didik dalam Memenuhi Target Kurikulum Pendidikan

3 Januari 2025   17:50 Diperbarui: 3 Januari 2025   17:42 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan sangat berperan penting untuk perkembangan sosial dan kemajuan negara yang mana dalam pendidikan kita tidak hanya mendapatkan pengetahuan tetapi dalam pendidikan juga didapat pembentukan sikap, keterampilan dan nilai bagi setiap perkembangan individu pada masyarakat. Dalam pendidikan kesetaraan peserta didik salah satu hal yang sering dibahas dan memerlukan perhatian khusus. Kesetaraan peserta didik bisa kita lihat dengan keberagaman dari setiap individu peserta didik seperti keberagaman  latar belakang budaya, gender, bakat, sosial-ekonomi dan lain sebagainya. Selain itu, keberagaman peserta didik juga terdapat dalam hal pemahaman dalam belajar, ada banyak hal-hal baru dan unik dari keberagaman pemahaman tersebut yang menuntut strategi pembelajaran yang beragam atau berdiferensiasi  untuk memastikan peserta didik mencapai potensinya dan untuk memenuhi  kesetaraan dalam cara pembelajaran. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang dirancang untuk mengakomodasi keberagaman siswa dalam satu kelas. Suwartiningsih (2021) mengemukakan bahwa melalui pembelajaran diferensiasi memiliki potensi untuk menghasilkan lingkungan kelas yang beragam digunakan sebagai dasar perencanaan pembelajaran, di mana setiap siswa diberi peluang untuk mengakses konten, memproses ide, dan meningkatkan pencapaian individu mereka agar mengalami pembelajaran yang lebih efektif. Kurikulum merupakan perangkat yang digunakan sebagai pedoman pembelajaran pada lembaga pendidikan. Kurikulum adalah inti dari pembelajaran (Kurniawati & Putri, 2023). Hal tersebut dapat dimaknai, apabila pendidikan tidak berpacu pada kurikulum maka hasil pembelajaran yang didapat juga tidak akan terarah dan berkembang. Pada Negara Indonesia kurikulum memiliki sifat mudah berubah dan paten, sehingga dapat diubah menyesuaikan dengan perkembangan sistem pendidikan yang berlaku (Santika et al., 2022).

PEMBAHASAN

              Oleh karena itu, setiap sekolah dituntut untuk mempunyai atau menyusun  perencanaan pembelajaran yang berdiferensiasi yang sesuai dengan kurikulum dan metode yang mengkaji tentang kelemahan dan kelebihan peserta didik. Dalam konteks ini, guru menggunakan berbagai strategi pengajaran, bahan ajar, dan penilaian yang disesuaikan dengan karakteristik siswa. Ada 4 komponen utama pembelajaran berdiferensiasi yaitu pertama diferensiasi proses yang mengacu pada bagaimana siswa memaknai atau memahami suatu materi pembelajaran yang akan dipelajari. Pada diferensiasi proses ini guru harus melihat siapa saja peserta didik yang membutuhkan bantuan dalam belajar. Kedua, diferensiasi konten yang merupakan strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan pemahaman peserta didik yang beragam di dalam kelas. Ketiga, diferensiasi produk yang mengacu pada strategi pembelajaran yang memberikan waktu kesempatan kepada peserta didik untuk menciptakan sebuah produk atau tugas pembelajaran yang beragam sesuai dengan tingkat keterampilan, minat, dan kebutuhan belajar masing-masing peserta didik. Keempat, diferensiasi  lingkungan  belajar  adalah  bagaimana  cara  siswa  bekerja  dan  merasa  dalam  pembelajaran.  Misalnya  menyesuaikan  tempat  duduk  peserta  didik  sesuai  dengan  kebutuhan  pembelajaran,  atau  dapat  juga dengan  sesekali  melaksanakan  pembelajaran  diluar  kelas.  Dalam menerapkan diferensiasi pembelajaran, pendidik dapat memadupadankan beberapa  cara  sesuai  dengan  kebutuhan  dan  karakteristik  yang  muncul dalam pembelajaran di kelas. Dengan menerapkan strategi pembelajaran berdiferensiasi dalam pembelajaran, guru dapat memastikan setiap peserta didik akan menerima pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan belajar masing-masing peserta didik. Guna membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung setiap peserta didik dapat meraih kesuksesan yang diinginkan. Pembelajaran berdiferensiasi juga dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa terhadap guru, sebab siswa merasa semua yang dibutuhkan bisa terpenuhi oleh pembelajaran yang disusun oleh guru. Sama halnya dengan pembelajaran berdiferensiasi yang merupakan hal penting dalam keberagaman peserta didik kurikulum juga salah satu faktor penting untuk memenuhi tercapainya kesetaraan dalam peserta didik. Kurikulum  menggambarkan  bagaimana proses  pendidikan  akan dilaksanakan  dan  bagaimana  keadaan  pendidikan  dikemudian  hari. Kurikulum  menjadi  pedoman  dalam  penyelenggaraan  pendidikan  agar  para pendidik  tidak  keluar  dari  batasan  dan  tujuan  pendidikan  yang  telah ditetapkan oleh pemerintah.  Di dalam sebuah kurikulum tersebut tentunya terdapat target kurikulum yang harus  dipenuhi  oleh  pendidik  dalam  melaksanakan  pembelajaran.  Namun pendidikan bukan hanya untuk mengejar target kurikulum namun yang terpenting  ialah  tercapainya  keberhasilan  pembelajaran.  Apabila pembelajaran  dilaksanakan  dengan  optimal,  dengan  mengedepankan  peserta didik  sebagai  obyek  pembelajaran,  maka  target  kurikulum  akan  tercapai dengan  sendirinya,  dan tujuan  pendidikan  dapat  terpenuhi.  Oleh  karena  itu, dalam  proses  penyelenggaraan  pendidikan,  penting  bagi  pendidik  untuk berfokus  kepada  peserta  didiknya termasuk  dalam  hal  keragaman  peserta didik  demi  terwujudnya  target  kurikulum  yang  sesuai  dengan  tujuan pendidikan. Guru perlu memilih strategi yang sesuai untuk diterapkan dalam materi pembelajaran, serta memilih media pembelajaran yang tepat. Meskipun guru memiliki kebebasan untuk merancang pembelajaran, namun tetap harus berfokus pada keberagaman peserta didik. Rancangan asesmen juga perlu diperhatikan dengan seksama oleh guru. Asesmen berperan penting dalam mengumpulkan data dan informasi tentang proses dan hasil pembelajaran untuk mengevaluasi seberapa baik kinerja peserta didik. Berdasarkan hasil asesmen tersebut, guru dapat menilai apakah capaian pembelajaran yang telah ditetapkan dalam tujuan pembelajaran telah tercapai atau belum. Pengembangan kurikulum perlu dihubungkan dengan kerangka yang lebih besar yang mencakup segala sesuatu yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Prasyarat, tujuan pengembangan program, analisis kebutuhan, konten program, sumber daya, implementasi program, penilaian, dan konteks masa depan adalah semua komponen pengembangan kurikulum. Keberadaan kurikulum merdeka ini tentu saja pada mulanya memberikan kejutan bagi semua pihak karena dianggap memberikan tuntutan baru terkait kurikulum pendidikan di seluruh Indonesia..

              Peserta didik merupakan individu yang memiliki beragam karakteristik, dipengaruhi oleh lingkungan, latar belakang, keluarga, dan ekonomi. Dalam dunia pendidikan, keragaman peserta didik dibagi menjadi beberapa aspek, termasuk gaya belajar dan kesiapan siswa. Jika keragaman ini tidak diatasi, akan berdampak pada hasil pembelajaran. Oleh karena itu, sangat diperlukan strategi untuk mengatasi keragaman peserta didik di sekolah. Salah satu cara yang efektif adalah melalui pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran yang berfokus pada pengelompokan siswa sesuai kemampuan ini mampu meningkatkan semangat belajar, karena siswa dapat mengikuti pembelajaran sesuai kebutuhan dan minat mereka. Diharapkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa akan membantu mencapai target kurikulum yang telah ditetapkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun