Amarah, perasaan yang membuat kacau. Ada beberapa perasaan yang membuat kita kacau sebagai seorang ibu, salah satunya adalah amarah. Di saat benar-benar marah, seorang ibu tak dapat mengungkapkan perasaan dengan benar meskipun dalam hati berkata, aku harus mencoba berbicara dengannya. Namun, setelah melampiaskan amarah, merasa bersalah, lalu takut dan cemas, berlanjut dengan menyalahkan diri sendiri dan depresi. Rasa depresi itu kemudian akan memengaruhi hubungan seorang ibu dengan anak, dan membuatnya merasa malu dan rendah diri.
Pola Amarah Seorang Ibu
Mulai bicara, Melampiaskan amarah, Merasa bersalah, Takut dan cemas hubungan akan menjauh, Menyalahkan diri sendiri, depresi, Malu dan rendah diri
Perasaan yang muncul akibat melampiaskan amarah bukanlah hal yang buruk. Semakin ingin menghilangkannya, semakin perasaan tersebut mengganggu kita. Orang-orang mencoba berbagai hal untuk menyingkirkan dan melupakan perasaan itu. Ada yang minum-minum, belanja, maraton drama, juga makan terus-menerus. Jika melakukan perilaku abnormal, kita harus memperhatikan dan memeriksa  penyebabnya.
Apakah amarah bisa dikontrol?
Biasanya orang mengekspresikan emosi dengan berlebihan saat sedang marah.
 "Aku sangat marah! Ini karenamu! Karena kamu!"
"Harusnya yang seperti ini bisa kamu urus sendiri!"
"Kalau kamu tidak bersikap aneh, Aku tidak mungkin begini!"
Ingatlah hari-hari ketika kita marah kepada seseorang.
Siapa yang membuat kita marah dan bagaimana situasinya?
Apa hubungan kita dengan orang itu? Siapa yang lebih kuat di antara kalian?
Perbedaan apa yang dirasakan ketika kita lebih kuat daripada dia, dibandingkan ketika dia lebih kuat daripada kita?
Aku sering melihat para ibu yang perilakunya berbeda: