Mohon tunggu...
Nadya Khoirun Nisa
Nadya Khoirun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya Mahasiswi Program Studi Pendidikan Ilmu Pengatahuan Sosial Fakultas Tarbiyah dan Keguruan - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hal yang membuat saya senang yaitu menonton film/drama korea dan membaca buku.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenali dan Mengembangkan Bakat yang Muncul Sejak Dilahirkan

29 Oktober 2023   09:44 Diperbarui: 29 Oktober 2023   09:51 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap manusia lahir dengan bakat dan potensi yang unik. Menurut Teori Nativisme, bakat seseorang hadir bukan hasil pengalaman atau pelatihan, melainkan bagian dari sifat bawaannya dari setiap individu. Karena tiap individu yang dilahirkan dianggap sudah memiliki pembawaannya masing-masing, hal tersebut tidak dapat diubah dan akan terus berkembang sesuai perkembangannya. Dapat disimpulkan jika teori ini hanya berfokus pada kehidupan tiap indiviidu, tanpa memperhatikan pengaruhnya dari luar.

Kalo di perhatikan teori ini menunjukkan kebenaran dengan berbagai kesamaan atau kemiripan anak yang diturunkan dari orang tuanya. Misalnya seorang ayah yang memiliki keahlian dalam melukis, maka bisa dikatakan anak dimasa depannya memiliki bakat melukis. Tetapi teori ini sering kali bertentangan pada kenyataannya sehingga konsep dari nativisme tidak dapat dipertahankan dan dipertanggung jawabkan.

Disamping itu, tapi bagaimana cara kita mengenali dan mengembangkan bakat yang sudah ada sejak kelahiran? Pertama, adanya kesadaran diri. Ketika individu melakukan suatu kegiatan dan itu membuat individu tersebut tertarik dan berpikir jika  kegiatan itu merupakan bakatnya, kita mungkin sering kali merasakan permikiran yang serupa. Jadi kesadaran diri ini dapat membantu setiap individu mengenali bakatnya. Kedua, mengasah bakat yang dimiliki secara perlahan. Perlu diingat mengasah suatu bakat itu bukanlah usaha yang singkat, karena mengasah bakat itu perlu adanya proses. Ketiga, ikuti kegiatan yang dapat mengenali bakat individu.

Untuk mengembangkan bakat yang sudah dimiliki. Pertama, adanya dukungan dari keluarga. Kalo kita berbicara tentang bakat sosok orang tua menjadi peran penting untuk memberikan dukungan serta sumber daya yang diperlukan untuk mengembangkan bakat dari setiap individu. Kedua, mengeksplorasi aktivitas yang berkaitan pada bakat individu, hal ini dapat meningkatkan tingkat keahlian individu terhadap bakatnya. Ketiga, keterlibatan di lingkungan sosial. Ini dapat membantu individu untuk membangun hubungan sosial yang kuat dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama.

Perlu diingat, meskipun setiap individu mungkin lahir dengan bakat tertentu, perlu adanya pengembangan bakat tersebut yang memerlukan kerja keras, latihan, dan dorongan yang tepat hingga mencapai puncaknya. Konsep ini masih erat hubungannya dengan psikomotorik pada masa anak-anak, mengenai keterampilan-keterampilan di setiap individu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun