Teknologi tepat guna umumnya dikenal sebagai pilihan teknologi beserta aplikasinya yang mempunyai karakteristik terdesentralisasi, berskala relatif kecil, padat karya, hemat energi, dan terkait erat dengan kondisi lokal. Secara umum, dapat dikatakan bahwa teknologi tepat guna adalah teknologi yang dirancang bagi suatu masyarakat tertentu agar dapat disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan, keetisan, kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat yang bersangkutan.Â
Dari tujuan yang dikehendaki, teknologi tepat guna haruslah menerapkan metode yang hemat sumber daya, mudah dirawat, dan berdampak polutif seminimal mungkin dibandingkan dengan teknologi arus utama, yang pada umumnya beremisi banyak limbah dan mencemari lingkungan (Source : Wikipedia).
Karena TTG merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat, maka sudah menjadi kewajiban mahasiswa yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata atau KKN untuk memberikan sebuah peninggalan yang berguna untuk masyarakat agar meninggalkan kesan yang baik dan peduli pada masyarakat yang diajak bekerjasama.Â
Karena konsep TTG yang tidak dibatasi bentuknya (fisik & non fisik), maka kelompok KKNT 136 UPN Veteran Jatim memilih konsep TTG dibidang tanaman, yaitu Vertikultur dengan sistem tetes.Â
Alasan mengapa memilih Vertikultur karena Kelompok Wanita Tani Sri Rejeki telah melakukan kegiatan tanam menanam di berbagai media tanam. Namun, ada satu media tanam yang belum dicoba oleh KWT Sri Rejeki, Yaitu media tanam vertikultur degan sistem penyiraman tetes. Oleh sebab itu, kelompok KKNT 136 memilih Vertikultur sebagai pilihan Teknologi yang Tepat Guna.
Dalam proses pengerjaan TTG ini, kelompok KKNT 136 membagi menjadi beberapa tahap pengerjaan, yakni :
- Tahap pembuatan rangka & wadah VertikulturÂ
Dalam tahap ini, kelompok KKNT 136 membeli bahan-bahan yang akan dirakit, terdiri dari balok kayu; pipa paralon ukuran 4 dim beserta tutupnya (4x16); kabel ties; kabel kawat; dan cat kayu beserta kuas & thinner sebagai pelarut. Setelah bahan-bahannya siap, lalu rangka dibuat dengan model rangka jemuran lipat yang di permanen bentuknya.Â
Setelah rangka selesai dibuat, pipa paralon dipotong memanjang (dengan kedua lubang sudah ditutup menggunakan tutup paralon), selanjutnya rangka dan pipa paralon dicat dan tunggu hingga kering. Setelah rangka dan pipa paralon sudah kering catnya, langkah selanjutnya adalah dirakit dengan menggunakan beberapa kabel ties.
- Tahap pemasangan penyiraman tetes
Penyiraman tetes adalah sistem pengairan tanaman yang menggunakan selang yang tipis dan sambungan titik tetes yang terpasang di setiap beberapa titik. Tujuannya adalah selain untuk menghemat air, penyiraman tetes ini bisa untuk mecegah penyiraman tanaman yang kelebihan air, sehingga tanaman bisa tumbuh dengan baik tanpa mengalami kelebihan asupan air.Â
Sistem penyiraman tetes ini bisa dibeli di toko online dengan harga yang tejangkau, dan tersedia dalam bentuk paket yang isinya sesuai dengan harganya. Untuk pemasangan penyiraman tetes ini, anggota KKNT 136 melakukan pemasangan pada vertikultur setelah proses pembuatan & perakitan vertikultur sudah selesai.
- Tahap pengiriman dan pembibitan
Dalam tahap ini, setelah vertikultur dan penyiraman tetes sudah dirakit, selanjutnya adalah dikirim menuju ke rumah Bu Mudjiati selaku perwakilan dari Kelompok Wanita Tani Sri Rejeki.Â
Untuk peletakan vertikulturnya ditempatkan di depan halaman rumah Bu Mudjiati. Setelah penempatan vertikultur telah selesai, anggota KKNT 136 melakukan pembibitan di pot/wadah vertikultur, mulai dari penempatan tanah, menambahkan pupuk, hingga penempatan bibit. Untuk bibi yang dipilih ada bibit kangkung.
- Pelatihan pestisida nabati & sesi penyerahan vertikultur
Dalam sesi ini, anggota KKNT 136 mengadakan pelatihan pembuatan pestisida nabati dengan pesertanya yaitu anggota KWT Sri Rejeki sebanyak 9 orang. Alasan mengapa pelatihan tersebut diadakan karena beberapa anggota KWT Sri Rejeki mengeluhkan pestisida yang tersedia di pasaran mulai kurang berefek pada hama-hama tertentu, dan bahkan sering memengaruhi kualitas tanaman. Untuk resep dan cara pembuatannya sebagai berikut :
Bahan:
- Kunyit 2 ruas besar
- Lengkuas 1 ruas besar
- Bawang putih 1 umbi
- Bawang merah 3 umbi
- Lidah buaya 2 daun
Alat:
- Pisau
- Blender/penghalus
- Wadah besar seukuran kaleng cat atau galon air plastik Le Minerale
- Gelas ukur yg besar/corong
- Botol besar (botol air mineral ukuran besar) 3 pcs
- Kain saring
- Sprayer
Langkah Pembuatan Pestisida Nabati:
- Bahan dipotong kecil-kecil
- Kupas seluruh bahan yang perlu dikupas, seperti bawang putih & merah, lalu seluruh bahan dipotong kecil-kecil dan dihaluskan (bisa menggunakan chopper atau blender)
- Kemudian masukkan bahan kedalam wadah besar dan campur dengan 4 liter air, kemudian aduk hingga merata
- Setelah diaduk,masukkan ke dalam botol besar beserta ampasnya menggunakan gelas dan corong untuk mempermudah masuk
- Biarkan selama sehari penuh atau 24 jam
- Kalau untuk dikocor, tinggal diencerkan 1:3/1:5
- Kalau untuk disemprotkan, disaring dulu hingga tinggal airnya saja, dan masukkan airnya ke dalam sprayerÂ
Pestisida nabati ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya yaitu murah; alat dan bahan yang relatif mudah ditemukan; dan proses pembuatan yang mudah untuk dilakukan siapa saja. Karena banyaknya keunggulan yang ada dalam pestisida nabati ini, para peserta pelatihan sangat antusias dalam menjalankan kegiatan pelatihan tersebut, bahkan ada beberapa peserta yang ingin mengetahui lebih banyak terkait pestisida nabati tersebut.
Setelah pelatihan pestisida selesai dijalankan, selanjutnya anggota KKNT 136 melakukan penyerahan vertikultur secara simbolik dengan seluruh anggota KWT Sri Rejeki yang mengikuti pelatihan pembuatan pestisida nabati, yaitu dengan melakukan foto bersama. Foto bersama tersebut menjadi bukti untuk kedua pihak dalam menjalin kerjasama antar mahasiswa dan masyarakat Tanggung RW. 5 sebagai mitra kerjasama KKN.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H