Mohon tunggu...
Nadya firdausy
Nadya firdausy Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi

Mahasiswi IAIN Jember prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, pengemar novel terutama tere liye dan suka berlibur ke pantai, memiliki prinsip “All that gliter can’t always be gold” Sesungguhnya Allah bersama hambanya yang sabar.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Parenialisme dan Tokoh

13 Mei 2020   08:08 Diperbarui: 13 Mei 2020   08:14 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aliran parenialisme memiliki makna abadi atau kekal dan dapat juga diartikan tiada akhir, dan dalam pengartian secara umum diartikan suatu tradisi dinilai sebagai prinsip yang abadi dan harus mengalir terus sepanjang sejarah manusia karena nilai dan prinsip merupakan dasar dari jiwa pendidikan. 

Parenialisme memiliki anggapan bahwa sebuah pendidikan wajib didasari demgan nilai-nilai kultural masa lalu. Aliran parenialisme muncul karena adanya reaksi pendidikan yang progresif dan tentangan pada aliran progresivisme. 

Parenialisme melihat bahwa dunia dalam orang dewasa berisi kekacauan dan ketidak pastian oleh karena itu harus ada usaha untuk mencati jalan keluar yaitu memakai kembali nilai dan prinsip yang sudah menjadi pegangan kehidupan yang sudah teruji dan kokoh. 

Aliran filsafat ini berpendapat bahwa tukuan dari pendidikan yaitu untuk mendorong siswa mendapatkan dan menerapkan kebenaran pengetahuan yang kekal. Kebenaran yang dimaksud yaitu memiliki sifat yang universal dan konstan.

Adapun pendapat dari tokoh aliran parenialisme yaitu Robert M. Hutchins "pendidikan berkaitan dengan pengajaran, pengajaran berkaitan dengan pengetahuan dan suatu pengetahuan metupakan kebenaran, dan dalam kebenaran dimanapun danbkapan pun sama begitu juga dalam pendidikan. Dan ada juga tokoh lain dalam aliran ini yaitu Ortimer Adler.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun