Mohon tunggu...
Nadya A
Nadya A Mohon Tunggu... Freelancer - sedang bereksplorasi

Menulis topik sosial, politik, K-Pop, dan isu-isu digital.

Selanjutnya

Tutup

Music

Write Too Well, Seni Menulis Lirik Lagu Ala Taylor Swift

15 Desember 2021   14:35 Diperbarui: 15 Desember 2021   15:57 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Taylor Swift kembali membawakan karya terbaiknya, selepas comeback berturut-turut dengan album Folklore dan Red (Taylor Swift's Version). Berbeda dengan lagu-lagu sebelumnya, musisi berbakat ini merilis lagu sekaligus short film dengan judul sama: All Too Well. Uniknya, Taylor Swift bukan hanya produktif menghasilkan musik namun berhasil menjadikan lagunya disukai oleh banyak orang. Lantas, seperti apa 'resep rahasia' seorang Taylor dalam menulis lirik lagu?

            Publik dan penggemar kerap berasumsi bahwa Taylor menjadikan mantan-mantannya sebagai 'muse' dibalik lagu-lagunya, termasuk All Too Well. Asumsi ini menguat dengan lirik, adegan, dan perwujudan aktor dalam short film yang ditulis dan disutradari oleh Taylor sendiri. Kisah tentang toxic relationship yang terjadi akibat perbedaan umur yang begitu jauh, membuat publik dan penggemar merujuk pada hubungan masa lalu Taylor dan Jake Gyllenhaal.

            Taylor Swift isn't only a song-writer, she's also a storyteller. Dalam 'All Too Well', Taylor bukan hanya menulis cerita tersebut namun juga menyutradarai setiap adegan. Hal ini membawa kemenarikan tersendiri karena Taylor begitu detail dalam merekam ingatannya dan pada akhirnya mengeksekusinya dengan sangat baik. Bahkan, publik menjadi bersimpati dan terus membicarakan All Too Well di ranah maya.

            Write Too Well ; mungkin adalah istilah yang tepat untuk menyebut kemahiran Taylor Swift dalam meracik karyanya. Dengan menulis lirik berdasarkan pengalaman pribadinya, ia berusaha jujur dengan apa yang dia rasakan. Kepekaan -- Taylor merasakan dan mengamati apa yang terjadi setiap kali ia menjalin hubungan cinta. Selain itu, pengalaman dan kemampuan bermusiknya selama bertahun-tahun turut membuat comeback-nya mencapai kesuksesan besar.

            Setidaknya, ada beberapa hal yang dapat tiru dari cara Taylor Swift menciptakan karya. Pertama,mengasah kepekaan terhadap hal-hal terdekat kita sebab semua hal bisa menjadi sumber inspirasi. Dengan mengerahkan seluruh indera, kita dapat secara detail menggambarkan apa yang hendak kita ceritakan. Kemudian, berani menuliskan di media apapun untuk menjaga kenangan atau inspirasi. Tidak semua kenangan akan membawa kebahagiaan, ada beberapa yang menyakitkan. Namun, bisa saja hal-hal tidak menyenangkan itu akan menjadi wujud baru yang kelak membawa kebahagiaan. Maybe he broke her heart, but Taylor broke the record, right?

            Jadi, siapkah kalian untuk Write Too Well?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun