Mohon tunggu...
Nadya Asima Gravita Panjaitan
Nadya Asima Gravita Panjaitan Mohon Tunggu... Mahasiswa - IPB University

Saya memiliki ketertarikan dan semangat yang besar dalam menulis. Saya menuangkan informasi dan isi pikiran saya lewat tulisan, yang saya harap dapat memberi manfaat bagi yang membacanya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tidak Sama, Lho. Ini Bedanya Sapi Perah dan Sapi Potong

3 Agustus 2023   11:56 Diperbarui: 18 Agustus 2023   21:00 3358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
iStock by Davide Mottarella

Perawatan sapi perah lebih kompleks dibandingkan sapi potong. Ambing sapi perah perlu rutin dibersihkan dan dirawat. Kondisi gigi dan kuku sapi perah juga lebih diperhatikan dibandingkan sapi potong. Pemeriksaan kesehatan oleh dokter hewan pada sapi perah juga lebih rutin dilakukan dibandingkan pada sapi potong. 

Selain itu, pemeriksaan kebuntingan sapi perah lebih dipantau secara ketat untuk menjaga kondisi kesehatan induk dan janinnya. Proses melahirkan dan pascamelahirkan pada sapi perah juga diberikan perlakuan khusus. Pada sapi potong, kebuntingan tidak dipantau dan umumnya dibiarkan melahirkan secara alami. 

5. Periode Produktif

Sapi potong umunya dipelihara dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan sapi perah. Sapi potong dipelihara hingga usia 1,5-2,5 tahun, kemudian akan dipotong untuk diambil dagingnya. Sementara itu, sapi perah akan dipelihara terus menerus selama beberapa tahun dengan beberapa siklus kehamilan untuk terus memproduksi susu sebelum mencapai akhir masa produktif susu. 

iStock by Davide Mottarella
iStock by Davide Mottarella

Sapi perah dan sapi potong adalah komoditas yang menjadi bagian penting dalam industri peternakan. Sapi potong menghasilkan daging yang merupakan salah satu sumber protein hewani bagi manusia. Susu juga tidak kalah penting perannya sebagai sumber nutrisi penting bagi manusia. Perbedaan tujuan menyebabkan adanya perbedaan karakteristik yang mereka miliki. Memahami perbedaan ini, membantu masyarakat menyadari peran dan kontribusi mereka dalam menyokong kebutuhan protein hewani. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun