Mohon tunggu...
Nadya puspa anggraini
Nadya puspa anggraini Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar sma plus ar rahmat cileunyi

hobi denger musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gerakan 30 September

1 Oktober 2024   08:45 Diperbarui: 1 Oktober 2024   09:16 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gerakan 30 September (G30S) adalah sebuah peristiwa berlatar belakang kudeta yang terjadi selama satu malam pada tanggal 30 September hingga 1 Oktober 1965 yang mengakibatkan gugurnya enam jenderal serta satu orang perwira pertama militer Indonesia dan jenazahnya dimasukkan ke dalam suatu lubang sumur lama di area Lubang Buaya, Jakarta Timur. 

peristiwa ini memiliki beberapa istilah antara lain, GESTOK ( gerakan satu Oktober ), GESTAPU ( gerakan September tiga puluh ), dan G30S/PKI ( gerakan 30 September pki ). 

Bisa dikatakan bahwa G30S/PKI atau Gerakan 30 September 1965/PKI adalah suatu pengkhianatan yang paling besar yang terjadi pada bangsa Indonesia. Tragedi ini melibatkan Pasukan Cakrabirawa dan juga Partai Komunis Indonesia atau PKI. 

Peristiwa G30S PKI, yang dimulai pada 30 September 1965, berpusat pada penculikan dan pembunuhan enam jenderal TNI AD oleh pasukan Resimen Tjakrabirawa (pasukan penjaga Presiden Soekarno) di bawah pimpinan Letkol Untung, dengan Lettu Dul Arief sebagai pelaksana.

Para jenderal yang menjadi korban, seperti Letjen Ahmad Yani dan Brigjen D.I. Panjaitan, dibunuh dan dimakamkan di Lubang Buaya. Jenderal A.H. Nasution selamat, tetapi putrinya, Ade Irma Suryani, terbunuh.

Tujuan utama G30S PKI adalah menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno dan mengganti negara Indonesia menjadi negara komunis. adapun tujuan lainnya yaitu, menyingkirkan TNI AD dan merebut kekuasaan pemerintahan, mewujudkan cita-cita pki, mengganti ideologi pancasila menjadi ideologi komunis. 

Setelah peristiwa G30S PKI menyebar, gelombang demonstrasi anti-PKI melanda Jakarta. Pemerintah merespons dengan operasi penumpasan yang melibatkan penangkapan individu-individu yang terlibat. Krisis ini mencapai puncaknya dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) oleh Presiden Soekarno.

Selain itu mahasiswa melakukan demonstrasi dengan Tiga Tuntutan Rakyat (TRITURA), yaitu membubarkan Partai Komunis Indonesia, perombakan Kabinet Dwikora, dan turunkan harga kebutuhan pokok. Setelah desakan dari berbagai pihak, akhirnya pada tanggal 7 Maret 1967, Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) mencabut mandat Presiden Soekarno, dan menggantinya dengan Jenderal Soeharto.

berikut dari sejarah G30S PKI adalah peristiwa yang memiliki dampak besar terhadap sejarah politik, sosial, dan budaya Indonesia. Pengaruhnya tidak hanya dirasakan oleh generasi yang hidup pada masa itu, tetapi juga oleh generasi selanjutnya. Sebagai salah satu titik balik dalam sejarah Indonesia, penting bagi kita untuk terus mempelajari dan memahami peristiwa ini secara mendalam, agar kita bisa mengambil pelajaran berharga darinya dan menjaga persatuan bangsa di masa depan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun