Mohon tunggu...
Nadya UliBasa
Nadya UliBasa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

travelling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbedaan Pola Komunikasi di Antara Budaya Suku Batak dan Suku Sunda

14 Mei 2023   17:00 Diperbarui: 14 Mei 2023   17:19 3241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Keberagaman suku di Indonesia tentu memberikan banyak pengaruh terhadap segala aspek kehidupan manusia, terutama terhadap pola komunikasi yang mereka jalani. Suku Batak dan Suku Sunda menjadi suku mayoritas di Indonesia. Hal tersebut dapat terlihat dari data persentase jumlah populasi per tahun 2022, yang menunjukkan bahwa persentase suku Batak yaitu 3,58% atau sebanyak 8.466.969 jiwa. Sementara itu, suku Sunda dengan persentase lebih besar, yakni 15% atau sebanyak 36.701.670 jiwa.

Setiap suku bangsa tentu memiliki pola komunikasi yang berbeda, yang sekaligus telah menjadi karakteristik suku masing-masing. Misalnya, mayoritas masyarakat Indonesia menilai bahwa suku Batak dikenal sebagai seseorang yang berkarakter pemberani, tegas, dan suka bicara dengan suara yang keras. Berbanding terbalik dengan suku Batak, banyak orang menilai bahwa suku Sunda justru memiliki karakter yang ramah, sopan, dan berbicara dengan lembut. Karakteristik yang sangat berbeda di antara kedua suku tersebut sering kali menimbulkan konflik atau permasalahan ketika sedang berkomunikasi antarpribadi.

Nada bicara yang keras kerap menimbulkan kesalahpahaman ketika berbicara dengan seseorang yang berasal dari suku Batak. Bahkan, banyak orang jadi mudah menyimpulkan bahwa mereka sedang marah-marah atau bersikap galak. Namun, pernyataan tersebut tentu langsung dibantah oleh Marsada Simangunsong, pada 11 September 2021 lalu, dalam kanal YouTube Sandiuno TV. Ia mengatakan bahwa suku Batak, khususnya masyarakat Toba terlihat kasar, tetapi kenyataannya mereka bukan orang seperti itu dan bukan orang yang pendendam.

Contoh dari konflik yang muncul karena adanya kesalahpahaman di antara suku Batak dan suku Sunda juga dapat terlihat dari sebagian suku Batak yang memutuskan untuk merantau ke daerah suku Sunda, sehingga mereka sebagai pendatang sangat sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan yang sangat berbeda dari biasanya. Bahkan, tak sedikit orang menjadi canggung ketika berbicara satu sama lain.

Maka dari itu, untuk menghindari kesalahpahaman dalam komunikasi dengan seseorang yang berasal dari suku yang berbeda, terutama antara suku Sunda dan Suku Batak, kita harus saling memahami bahwa mereka memiliki karakteristik dan bahasa yang berbeda. Selain itu, kita perlu untuk menghindari stereotip dan prasangka bahwa semua orang dari suku tertentu memiliki perilaku dan pikiran yang sama dari suku tersebut.

Setiap suku memiliki pola komunikasi yang berbeda-beda. Beberapa orang dari suku tentu berkomunikasi dengan lebih terbuka, dan sementara yang lain lebih tertutup. Belajar untuk saling mengerti pola komunikasi setiap suku ini sebagai upaya agar dapat memudahkan kita dalam membangun komunikasi yang baik dengan seseorang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun