Entah siapa yang memberitahukan berita pernikahan tersebut kepada Rey. Kini, ia berada di hadapan sepasang penganting yang sedang berbahagia.
“Aku memang terlanjur mencintaimu, dan tak pernah kusesali itu. Seluruh jiwa telah kuserahkan. Menggenggam janji setiaku. Ku mohon, jangan jadikan semua ini, alasan kau menyakitiku. Meskipun cintamu tak hanya untukku. Tapi, cobalah sejenak mengerti,” ungkap Rey dihadapan sepasang pengantin.
Hatinya begitu sakit. Ia yang terlalu cinta dan setia pada Keila. Tanpa pemberitahuan, tanpa kabar berita. Tiba-tiba kekasihnya telah menjadi istri orang.
“Bila rasaku ini rasamu, sanggupkah engkau menahan sakitnya terhianati cinta yang kau jaga. Coba bayangkan kembali, betapa hancurnya hatiku Keila. Namun, semua telah terjadi, dan tak akan dapat diputar ulang kembali. Terima kasih telah memberiku rasa sakit dan kecewa. Terima kasih, telah hadir dalam hidupku, walau sekejap. Semoga engkau berbahagia dengan pilihanmu. Selamat tinggal.”
Tanpa memberi selamat kepada kedua mempelai. Rey meninggalkan lokasi pesta. Keila, belum sempat meminta maaf, Rey telah menghilang di hadapannya. Ia sadar, kekecewaan Rey begitu besar. Selama ini hanya Rey, yang selalu mengucap cinta. Keila masih mendalami hatinya. Ia hanya merasa nyaman, tapi, cinta tak pernah tumbuh di hatinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H