Mohon tunggu...
Nadya Agus Salim
Nadya Agus Salim Mohon Tunggu... Guru - Seorang Penulis yang juga berprofesi sebagai pendidik

Nadya. terkenal dengan nama Pena Nadya Agus Salim ,. Ibu dua orang anak ini adalah seorang guru SMK yang memiliki hobby menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Self Esteem

15 September 2021   14:18 Diperbarui: 15 September 2021   14:21 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

X adalah mahasiswa sosiologi (belum lulus). si X ini pada dasarnya suka bercerita dan dia ingin berbagi ilmu yang dia punya melalui podcast atau channel youtube. tapi disisi lain si X ini sering merasa minder dengan orang-orang yang mungkin sudah lebih lama mendalami/melakukan hal tersebut. Si X merasa tak sebagus itu dalam menyampaikan informasi. Si X takut dianggap soktau sama temen-temannya. Si X takut di komentarin yang tak enak sama temen-temannya, karena ilmunya belum mendalam . Kekhawatiran dan kecemasan si X ini akhirnya membuat X tak berani memulai dan akhirnya tak berkembang.

Kalau kita lihat contoh kasus si X, apakah kekhawatiran-kekhawatiran si X itu pada kenyataannya memang begitu? Apakah memamng si X ini tak kompeten? Jawabannya , belum tentu atau bahkan tidak. Kita bisa katakan bahwa si X ini terlalu mencemaskan penilaian orang lain terhadap dirinya. Pertanyaannya, kenapa ya si X kok bisa berpikiran seperti itu?

Sebenernya si X ini manusia biasa, si X ini makhluk sosial. Seperti yang kita ketahui, makhluk sosial itu memiliki hasrat untuk berbaur dan diterima oleh masyarakat. Setiap orang pada dasarnya perlu merasa diterima oleh lingkungannya (Chaplin, 1989). Jadi at some point, wajar si X ini mempertimbangkan pandangan atau pendapat orang lain.

Bahkan di beberapa moment, kita justru membutuhkan umpan balik dari orang lain. kita butuh saran, masukan, kritik yang membantu . Akan tetapi, berusaha peduli dengan perkataan orang lain itu kurang baik untuk kesehatan mental kita. Bisa bikin kita tak jujur dengan diri sendiri dan jadi labil

Maka, ada beberapa hal yg perlu kita pahami

"Kita hidup bukan jadi pemuas keinginan orang lain"

"This is your life, not theirs"

Coba kalau kita pikir lagi, apakah keputusan/pilihan yang kita buat selama ini dipilih untuk mengimpresi orang lain..atau karena kita benar-benar mau?

Meskipun kenyataannya memang ada orang-orang yang berbicara tentang kelemahan kita. Harus kita ingat!, rumor/gosip itu sifatnya sementara. Nantinya omongan yang tak enak itu bakal hilang sendirinya. Karena pada akhirnya setiap orang akan notice ke diri mereka sendiri.

Catatan :

Tidak terlalu peduli dengan penilaian orang lain bukan berarti kita tidak menerima sama sekali opini dari orang lain. Kita tetap menghargai opini dan pendapat orang lain. Terlebih jika itu berasal dari orang terdekat atau dengan niat dan tujuan yang baik untuk diri kita dan pengembangan diri kita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun