Mohon tunggu...
Nadya Agus Salim
Nadya Agus Salim Mohon Tunggu... Guru - Seorang Penulis yang juga berprofesi sebagai pendidik

Nadya. terkenal dengan nama Pena Nadya Agus Salim ,. Ibu dua orang anak ini adalah seorang guru SMK yang memiliki hobby menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Legenda Puake di Sungai Kapuas

8 September 2021   17:47 Diperbarui: 8 September 2021   17:53 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Musim kemarau di kota khatulistiwa membuat warga mulai gerah. Ditambah dengan air sungai mulai terasa asin. Debet air leding juga mulai menyusut. Dua minggu tidak hujan, membuat penduduk mulai gelisah. Di kota khatulistiwa, panas seminggu sudah terasa lama. Apalagi dua minggu. Walau air terasa sedikit asin berendam si sungai membuat tubuh menjadi lebih segar.

Kesempatan ini digunakan anak-anak untuk mandi disungai. Kebutuhan MCK (mandi, cuci kakus), dilakukan masyarakat yang bermukim di pinggir sungai. Tak heran, masih banyaknya toilet (jamban) mengapung yang ada di pinggir sungai.

Siang itu Adi dan teman-temannya sepakat untuk mandi di sungai. Rumah mereka cukup jauh, berjarak sekitar tiga ratus meter dari sungai. Rumah Amir, sahabat Adi berada di pinggir sungai. Mereka akan bermain Tapuk Anak. Permainan Tapuk Anak adalah permainan dengan menyembunyikan sepotong kayu atau ranting. Permainan ini dilakukan di dalam air (sungai). Permainan ini merupakan permainan anak yang bermukim di pinggiran sungai.

Cara bermainnya. Masing-masing anak membawa sepotong kayu yang sudah diberi tanda, menyatakan bahwa kayu tersebut adalah miliknya. Sebelum memulai permainan mereka akan melakukan undian. Yang menang melakukan permainan terlebih dahulu. Kayu disembunyikan dengan cara menyelam. Anak-anak yang bermain membuat lingkaran di dalam sungai. Pemain yang menjadi penyembunyi kayu berdiri di tengah-tengah peserta lain. Setelah itu, ia menyelam dan menyembunyikan potongan kayu di dasar sungai. Jika penyembunyi potongan kayu muncul dipermukaan. Maka peserta yang lain mulai melakukan pencarian. Setiap orang akan mendapatkan satu kali kesempatan untuk menyelam. Jika potongan kayu tidak dapat ditemukan oleh peserta yang lain. Si penyembunyi kayu harus kembali . menyelam untuk membawa potongan kayu hadapan peserta lain. Selanjutnya hukumanan akan diberikan kepada seluruh peserta. Sebaliknya . Apabila potongan kayu berhasil ditemukan peserta lain. Maka si penyembunyi kayulah yang akan mendapatkan hukuman dari para peserta lain. Jika ada salah seorang dari peserta yang berhasil menemukan potongan kayu. Ia yang akan bertugas sebagai penyembunyi potongan kayu berikutnya. Hukuman diberikan sesuai kesepakatan bersama.

"Ibu. Adi mau mandi ke sungai bersama teman-teman. Boleh ya bu?" kata Adi.

"Jangan pulang terlalu sore. Sebelum solat ashar sudah harus pulang," sahut Ibunya.

"Siap bu. Terima kasih. Adi pun mulai berangkat setelah mencium tangan ibunya."

Adi tak lupa menjemput teman-temannya. Rumah mereka berdekatan.

Rombongan Adi dan teman-temannya telah tiba di tangga air dekat rumah Amir. Mereka yang akan bermain berjumlah lima orang. Adi, Amir, Budi, Wahyu dan Lukman. Karena suasana masih siang hari. Tak nampak warga yang ada di sekitar mereka. Mereka segera membuka baju, dan terjun ke sungai. Sebelum mulai bermain mereka mandi terlebih dahulu, karena badan mulai gerah.

Setelah puas mandi, mereka mulai mengundi siapa yang mulai melakukan permainan terlebih dahulu. Ternyata Lukman, yang pertama memimpin permainan.

"Siap-siap ya? Aku akan mulai menyelam," kata Lukman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun