Mohon tunggu...
Nadya Agus Salim
Nadya Agus Salim Mohon Tunggu... Guru - Seorang Penulis yang juga berprofesi sebagai pendidik

Nadya. terkenal dengan nama Pena Nadya Agus Salim ,. Ibu dua orang anak ini adalah seorang guru SMK yang memiliki hobby menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Legenda Puake di Sungai Kapuas

8 September 2021   17:47 Diperbarui: 8 September 2021   17:53 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungai Kapuas adalah sungai terbesar di Indonesia. Panjangnya mencapai 1.143 km. Sungai Kapuas merupakan biota bagi 700 lebih ikan. Namun siapa sangka. Di Sungai kapuas juga menyimpan legenda yang kini masih dipercayai masyarakat setempat. Salah satunya, yaitu kepercayaan akan adanya sesosok penunggu sungai yang dikenal dengan sebutan puake. Berbagai argumen berbeda, tentang penunggu sungai tersebut. Ada yang menyatakan. Puake aalah jelmaan ular besar, yang kepalanya berada di muara sungai dan ekor di hulu sungai. Gelombang besar, yang biasanya terjadi. Mereka kaitkan dengan marahnya puake.

Namun ada juga yang menyatakan, puake adalah jelmaan dari buaya putih atau buaya kuning. Buaya ini biasanya menipu dengan membentuk dirinya menyerupai batang kayu yang hanyut. Jika ada yang mendekati, dan naik ke atas batang tersebut. Ia akan hilang bersamaan dengan menghilangnya batang tersebut.

Hingga saat ini, sosok puake yang sebenarnya masih belum ada yang mengetahui. Karena, setiap masyarakat memiliki gambaran dan kepercayaan yang berbeda mengenai makhluk tersebut.

Jika makhluk tersebut muncul Aktifitas warga mandi ke sungai. Tak senyaman biasanya. Mereka, akan mengurangi kebiasaan untuk berenang, bermain kano, atau menjala. Kemunculan makhluk tersebut, biasanya memang meminta tumbal. Jika tumbal sudah di dapatkan. Ia tak akan muncul untuk waktu yang begitu lama. Kemunculan makhluk tersebut, dikarenakan masyarakat belum melakukan prosesi buang-buang.

Buang-buang adalah kebiasaan msyarakat memberikan makanan bagi makhluk sungai. Ritual 'buang-buang', yakni ritual yang melepaskan beberapa benda ke sungai, seperti minyak, telur ayam kampung, benang, paku dan beras kuning.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun