Mohon tunggu...
Nadya Agus Salim
Nadya Agus Salim Mohon Tunggu... Guru - Seorang Penulis yang juga berprofesi sebagai pendidik

Nadya. terkenal dengan nama Pena Nadya Agus Salim ,. Ibu dua orang anak ini adalah seorang guru SMK yang memiliki hobby menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Salah Asuhan

7 September 2021   18:23 Diperbarui: 7 September 2021   18:23 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: klikdokter.com

Telah beberapa hari ini Mayang memperhatikan sikap Bayu suaminya. Perasaannya ada sesuatu yang disembunyikan Bayu. Sikapnya berubah. Ponsel yang selama ini selalu tergeletak di mana saja. 

Kini selalu tersimpan di dalam saku celananya. Jikapun tergeletak, ponsel tersebut dalam keadaan terkunci. Bayu juga sering pulang pada jam kerja yang telah lewat. Sering dinas ke luar kota. Selalu peduli pada penampilan. Padahal karakter sebenarnya, ia lelaki yang cuek pada penampilan.

Sesuatu yang disembunyikan akan ketahuan juga. Ibarat bangkai, baunya akan tercium. Ternyata perubahan sikap Bayu, dikarenakan ada pihak ketiga. Seorang gadis belia, cantik, putih, sedang ranum-ranumnya. 

Ia siswa magang di kantornya. Pertemuan demi pertemuan membuat getar cinta timbul di hati keduanya. Saat itu putra kecil mereka berusia tiga tahun. Kecurigaan Mayang pada Bayu memicu pertengkaran yang akhirnya membuat trauma pada sang putra. Rumah tangga yang aman damai. Kini tiap harinya hanya berisi kecurigaan dan akhirnya terjadilah pertengakaran.

Dirga diungsikan ke rumah neneknya. Bukan hanya nenek, om, tante serta sepupu-sepunya memberi perhatian lebih. Dirga yang memiliki wajah rupawan, turunan dari Bayu. 

Semakin membuat semua pihak suka padanya. Tanpa mereka sadari. Kasih sayang yang berlebih inilah yang akhirnya kelak menjadi bumerang pada masa depan Dirga. 

Ia yang terbiasa manja, disayangi. Membuat ia menjadi seorang lelaki yang cuek pada lingkungan sekitar. Tak mandiri. Tak bisa diatur. Keras kepala. Pembangkang. Yang tak dapat dihindari. Rasa traumanya pada pertengkaran ayah dan ibunya, membuat Dirga membenci ayahnya. Ia dendam pada perlakuan sang ayah pada ibunya.

Hingga ia meremehkan pendidikannya. Terlibat zat adektif. Pergaulan bebas. Lepas kendali. Jauh dari Allah. Masa dewasanya tak dapat berpikir kreatif. Selalu tergantung pada orang di sekitarnya terutama sang nenek. 

Sang nenek karena rasa sayangnya selalu ikut campur pada kehidupan sang cucu. Hingga kegagalan selalu menghampirinya. Sang nenek yang begitu sayang, tak sadar akan kesalahannya.

Siapa yang dipersalahkan. Jika seorang anak karena trauma pada pertengkaran keluarga. Membuat masa depannya hancur?

Siapa yang dipersalahkan. Jika seorang anak karena trauma pada pertengkaran keluarga. Membuat masa depannya hancur?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun