"Iy bu! Adit berjanji tidak akan terlambat lagi," ucapnya.
"Aamiin. Alhamdulillah," serentak ayah dan kepala sekolahnya menjawab.
Tahun ajaran kembali dimulai. Siswa yang naik kelas tentu saja bergembira. Aditya kini tetap berada di kelas sebelas. Bertemu dengan adik-adik kelas. Ia membuktikan janjinya. Ia bukan hanya belajar sungguh-sungguh. Kebiasaan buruknya yang suka terlambat, kini pelan-pelan mulai berkurang. Ia mulai belajar disiplin dengan waktu. Pekerjaan di warnet ia tinggalkan. Kedua orang tuanya bahagia akan perubahan sikapnya.
Sedari awal, orang tuanya telah mengingatkan. Baik buruknya, jika ia bekerja. Apalagi pulang hingga larut malam. Ia berjanji akan sanggup membagi waktu, antara bekerja dan belajar. Ayahnya memberi kesempatan, untuk Aditya mengambil keputusan. Kini Aditya sadar, apa yang dikatakan kedua orang tuanya semua demi masa depannya.
Beberapa tahun kemudian. Aditya telah menjadi lelaki dewasa. Ia bertanggung jawab serta disiplin pada pekerjaannya. Kegagalan yang pernah ia lakukan. Menjadi awal menuju kesuksesannya. Kini ia menjadi direktur pada perusahaan travel di kotanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H