Salah satu karakter paling menarik di era ini adalah Ratu Hatshepsut, salah satu dari sedikit wanita yang memerintah Mesir sebagai firaun. Selama masa pemerintahannya, monumen-monumen mengesankan dibangun, dan kuil pemakamannya di Deir el-Bahari tetap menjadi salah satu bangunan terindah dan penuh teka-teki di Mesir kuno. Namun, pemerintahannya bukannya tanpa kontroversi. Setelah kematiannya, penggantinya berusaha menghapus warisannya, menghapus namanya dari banyak catatan dan menghancurkan patung-patungnya.
Peninggalan Mesir tidak hanya terbatas pada piramida, kuil, dan makam. Peradaban ini juga merupakan pionir dalam bidang penulisan, dengan sistem hieroglifnya yang berfungsi untuk mencatat peristiwa sejarah dan berkomunikasi dengan para dewa. Pengobatan Mesir, meskipun primitif menurut standar modern, sudah sangat maju pada masanya. Teks medis seperti Papyrus Ebers merinci perawatan untuk berbagai penyakit dan cedera.
Ketika Mesir memasuki fase terakhirnya, Mesir mulai dikepung oleh penjajah asing, termasuk Asyur, Persia, Yunani, dan akhirnya Romawi. Meskipun kekuasaan politik mereka menurun, budaya mereka terus mempengaruhi dunia kuno. Bahkan setelah penaklukan Romawi, agama Mesir tetap bertahan, dan kuil-kuilnya tetap menjadi pusat ibadah selama berabad-abad.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H