Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Komedi Ilahi Dante, Karya yang Memperlihatkan Perjalanan Wiwa dari Neraka Menuju Surga

22 Oktober 2024   15:37 Diperbarui: 22 Oktober 2024   17:15 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komedi Ilahi Dante: Karya yang memperlihatkan perjalanan jiwa dari neraka menuju surga.

“The Divine Comedy,” sebuah karya monumental Dante Alighieri, dianggap sebagai salah satu karya sastra paling signifikan dalam sejarah manusia. Ditulis pada abad ke-14, karya epik ini tidak hanya menjadi pilar fundamental dalam sastra Italia, namun juga meninggalkan jejak yang tak terhapuskan pada budaya dan imajinasi kolektif dunia Barat.

Karya ini dibagi menjadi tiga bagian: Neraka, Api Penyucian, dan Surga, masing-masing mewakili dunia kehidupan setelah kematian. Narasinya dimulai dengan Dante, sang protagonis, menemukan dirinya tersesat di hutan yang gelap, melambangkan disorientasi spiritual dan moralnya. 

Berikut ini adalah perjalanan alegoris melalui tiga kerajaan, pertama-tama dipandu oleh penyair Romawi Virgil dan kemudian oleh Beatrice, kekasih Dante.

Dalam “Inferno,” Dante dan Virgil melintasi sembilan lingkaran neraka, masing-masing diperuntukkan bagi berbagai jenis pendosa, dari mereka yang didorong oleh nafsu hingga pengkhianat yang menderita dalam es abadi. 

Gambaran gamblang Dante mengenai siksaan dan penghuni neraka tidak hanya mencerminkan keyakinan abad pertengahan tentang dosa dan pembalasan, namun juga memberikan kritik tajam terhadap politik dan masyarakat pada masanya.

“Api Penyucian” menggambarkan sebuah alam penderitaan penebusan, dimana jiwa-jiwa disucikan dan dipersiapkan untuk naik ke Firdaus. Di sini, puisi Dante diubah, mencerminkan peralihan dari keputusasaan ke proses pemurnian yang penuh harapan. Api penyucian, tidak seperti Neraka, adalah tempat harapan dan transformasi bertahap.

Terakhir, dalam “Paradise”, Dante dipandu oleh Beatrice melewati surga surgawi. Berbeda dengan deskripsi suram tentang Neraka dan Api Penyucian, Surga Dante bercahaya dan halus, sebuah alam keindahan dan cinta ilahi yang tak terlukiskan. Namun di luar keindahannya, bagian-bagian ini mengeksplorasi tema-tema teologi, filsafat, dan hakikat alam semesta, yang berpuncak pada visi kesatuan jiwa Dante dengan cinta ilahi.

“The Divine Comedy” terkenal tidak hanya karena gambarannya yang kaya dan simbologi yang kompleks, tetapi juga karena perintisannya dalam menggunakan bahasa daerah Italia, bukan bahasa Latin. 

Dante mencerahkan narasinya dengan penggunaan bahasa yang ahli, memadukan hal-hal yang luhur dengan hal-hal duniawi, hal-hal yang sakral dengan hal-hal yang profan, dengan cara yang revolusioner pada masanya.

Kesimpulannya, “The Divine Comedy” lebih dari sekedar mahakarya sastra; adalah perjalanan spiritual dan moral yang melampaui konteks abad pertengahan untuk menyentuh tema universal tentang kehidupan, kematian, dan apa artinya menjadi manusia. 

Dante Alighieri, dengan pemahamannya yang mendalam tentang jiwa manusia dan kemampuannya merangkai cerita yang kompleks dan mengharukan, telah meninggalkan warisan yang terus bergema dalam sastra dan kesadaran kolektif hingga saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun