Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mycerinus: Arsitek Piramida Ketiga Giza

21 Oktober 2024   06:54 Diperbarui: 21 Oktober 2024   06:54 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahukah Anda kisah Mycerino yang menarik? Firaun terkenal karena membangun piramida ketiga Giza.

Mycerinus, yang namanya bergema selama berabad-abad, tetap menjadi sosok yang diselimuti misteri dan keagungan. Pemerintahannya, meskipun lebih pendek dan kurang terdokumentasi dibandingkan pemerintahan pendahulunya, meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah Mesir, terutama melalui pembangunan Piramida Agung ketiga dan terkecil di Giza.

Kisah Mycerinus, juga dikenal dengan nama Mesirnya Menkaure, dimulai dengan naik tahta sebagai penerus Khafra. Pergantian kekuasaan ini bukan sekadar suksesi dinasti; Ini melambangkan titik balik di Mesir kuno. Berbeda dengan para pendahulunya yang masa pemerintahannya ditandai dengan kemewahan dan kemegahan, Micerinus memerintah pada saat ekonomi dan politik memerlukan pendekatan yang lebih pragmatis.

Karyanya yang paling terkenal, Piramida Ketiga Giza, mencerminkan perubahan ini. Meski lebih kecil dari piramida pendahulunya, piramida Mycerinus tidak kekurangan keagungan atau misteri. Dibangun dengan balok-balok granit yang dibawa dari tambang yang jauh, bagian luarnya pernah dilapisi granit merah, sebuah detail yang membedakan piramidanya dari yang lain. Ahli Mesir Kuno sering bertanya-tanya tentang perubahan skala dan bahan yang digunakan. Apakah keputusan tersebut merupakan sebuah keputusan estetis, cerminan dari perubahan ideologi agama, atau sekadar respons terhadap realitas ekonomi pada masanya?

Di sebelah piramida ditemukan tiga kuil pemakaman dan beberapa patung Mycerinus, termasuk patung diorit terkenal yang melambangkan dirinya bersama istrinya. Patung yang ditemukan di salah satu kuil dekat piramida ini merupakan mahakarya seni Mesir kuno, menonjol karena realisme dan kualitas karyanya. Melalui itu, Micerinus dan permaisurinya tampak mengawasi kita sepanjang waktu, sebuah pengingat akan warisan abadi mereka.

Pemerintahan Mycerinus, meski ditandai dengan stabilitas, bukannya tanpa tantangan. Dokumen dan relief pada masa itu menunjukkan bahwa ia harus menghadapi beberapa pemberontakan dan kemungkinan kampanye militer, meskipun rincian peristiwa ini masih langka dan menjadi bahan perdebatan di kalangan sejarawan. Konflik-konflik ini, meski tertutupi oleh waktu, menceritakan kepada kita tentang seorang firaun yang bukan hanya seorang pembangun, namun juga seorang penguasa yang harus menghadapi kompleksitas kekuasaan dan pemerintahan.

Kematian Micerino dan keadaan sekitar kematiannya menambah babak menarik dalam kisahnya. Beberapa catatan menunjukkan bahwa kematiannya terjadi terlalu dini, yang dapat menjelaskan terburu-buru dalam menyelesaikan piramidanya. Teori ini didukung oleh fakta bahwa beberapa bagian struktur diselesaikan dengan tergesa-gesa. Ketergesaan dalam penyelesaian monumen pemakamannya menimbulkan pertanyaan: Apakah kematiannya tidak terduga? Atau apakah hal ini mencerminkan perubahan mendadak dalam nasib politik atau pribadi firaun?

Makam Mycerinus, yang terletak di dalam piramidanya, dijarah pada zaman kuno, dan tubuhnya tidak pernah ditemukan. Hal ini memicu spekulasi dan legenda tentang nasib terakhirnya. Beberapa orang percaya bahwa tubuhnya dipindahkan ke lokasi rahasia, sementara yang lain berpendapat dia tidak pernah dimakamkan di sana. Misteri tentang makamnya dan isinya tetap menjadi salah satu teka-teki besar arkeologi Mesir.

Saat ini, Piramida Mycerinus berdiri sebagai bukti bisu warisan firaun ini. Meskipun kurang mengesankan dibandingkan pendahulunya, piramida ini menangkap momen unik dalam sejarah Mesir kuno.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun