Di kaki patung terdapat rantai putus yang melambangkan berakhirnya penindasan dan tirani. Detail yang sering diabaikan ini memperkuat pesan kebebasan dan emansipasi yang diwakili oleh Patung Liberty.
5. Perubahan Warna
Awalnya terbuat dari tembaga mengkilap, patung ini berubah warna menjadi hijau karena oksidasi selama bertahun-tahun. Perubahan ini menambah dimensi visual yang unik pada patung tersebut, sehingga membuatnya semakin khas.
6. Puisi Selamat Datang
Soneta “The New Colossus” oleh Emma Lazarus, yang tertulis di sebuah plakat di dalamnya, dengan kalimat “Beri aku lelahmu, malangmu, massamu yang berkerumun ingin bernapas lega,” telah menjadi pesan sambutan bagi para imigran yang datang ke Amerika mencari kehidupan yang lebih baik.
7. Kemajuan di bidang Teknik
Teknik yang digunakan untuk membuat patung ini revolusioner pada masanya, dengan struktur besi internal yang menopang lapisan tembaga tipisnya. Inovasi ini tidak hanya penting untuk daya tahannya, namun juga memungkinkannya mencapai ketinggian yang luar biasa.
Kesimpulan: Warisan Abadi
Patung Liberty lebih dari sekedar monumen; Ini adalah simbol harapan, mercusuar kebebasan, dan pengingat akan cita-cita yang mendasari Amerika didirikan. Kehadirannya terus menginspirasi dan membimbing tidak hanya warga Amerika Serikat, namun juga orang-orang di seluruh dunia, menegaskan kembali kekuatan dan pentingnya kebebasan dan demokrasi. Sebagai penjaga Teluk New York, ia tetap menjadi simbol nilai-nilai kemanusiaan yang paling dijunjung tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H