Di celah sempit itu, Leonidas dan anak buahnya bertahan selama tiga hari. Dengan keterampilan taktis yang tak tertandingi, Leonidas dan pasukan kecilnya menahan pasukan Persia, menyebabkan kerugian besar bagi mereka. Pasukan Sparta berperang dengan keyakinan kuat bahwa pengorbanan mereka tidak sia-sia, karena setiap saat mereka melakukan perlawanan, mereka memberikan waktu kepada rekan senegaranya untuk mempersiapkan pertahanan yang lebih kokoh.
Nasib ingin pengkhianatan mengambil bagiannya. Seorang pengkhianat mengungkapkan kepada Xerxes jalan rahasia yang mengelilingi Thermopylae. Segera, para pembela HAM menemukan diri mereka terkepung.Â
Leonidas, yang sadar akan akhir yang akan datang, membubarkan sebagian besar sekutunya, tetapi dia dan pasukan Sparta Nya tetap bertahan. Mereka ditemukan mati di tempat perlindungan terakhir mereka, bertarung dengan intensitas yang sama seperti saat mereka hidup.
Pengorbanan Leonidas dan 300 Spartannya menjadi simbol keberanian dan pengorbanan heroik. Kisahnya merupakan seruan untuk mengangkat senjata bagi seluruh Yunani, sebuah pengingat bahwa kebebasan didasarkan pada keberanian mereka yang bersedia mempertahankannya sampai nafas terakhir.Â
Meskipun Leonidas dan pasukan Spartanya yang gagah berani kalah pada hari itu, warisan mereka mengilhami perlawanan sengit yang akhirnya membuat pasukan Persia mundur.
Saat ini, kisah Leonidas I, Raja Sparta, hidup dalam setiap kisah keberanian dalam menghadapi kesulitan, dalam setiap tindakan pengorbanan demi kebaikan yang lebih besar. Dalam sejarah manusia, hanya sedikit momen yang dengan jelas menggambarkan semangat gigih manusia dalam menghadapi kekuatan yang luar biasa. Pertempuran di Thermopylae menjadi monumen kepahlawanan abadi, dan Leonidas, tokoh sentralnya, menjadi ikon kepemimpinan dan keberanian.
Kisah Leonidas tidak berakhir di Thermopylae. Sparta dan wilayah Yunani lainnya bangkit, disemangati oleh teladan luar biasa dari para pembela mereka yang telah gugur. Setahun kemudian, pasukan Yunani, bersatu dan diperkuat, meraih kemenangan yang menentukan di Pertempuran Salamis, dan kemudian di Plataea, akhirnya berhasil memukul mundur invasi Persia.
Narasi Leonidas dan pasukan Spartannya melampaui sekadar anekdot militer; Ini adalah kisah yang ditempa dalam intisari budaya Barat. Kehidupan mereka menjadi eksponen terbesar dari aret, sebuah kata Yunani yang berarti keunggulan dan kebajikan.
 Pengorbanan Spartan telah menjadi identik dengan perjuangan untuk kebebasan dan keadilan melawan rintangan yang sangat besar.
Oleh karena itu, warisan Leonidas tidak hanya diukur dari segi sejarah militer, tetapi juga dari dampak yang ditimbulkannya terhadap generasi-generasi berikutnya.Â
Kisahnya telah menginspirasi karya seni, sastra, dan sinema, menjadi pola dasar pejuang mulia, dan menjadi landasan untuk memahami konsep tugas, pengorbanan, dan kepemimpinan.