Di kota terpencil, dikelilingi hutan lebat dan pegunungan yang seolah mengawasi setiap langkah, hiduplah Martia, seorang wanita muda berambut hitam dan bermata penuh kehidupan.Â
Terlepas dari kengerian yang mengintai di kegelapan negeri itu, dia selalu menjadi terang dalam kegelapan. Tawanya bergema seperti gema harapan, bahkan di saat-saat tergelap sekalipun. Ada sesuatu dalam kehadirannya yang menyinari hati yang paling keras sekalipun.
Suatu hari, saat memetik bunga di dekat tepi hutan, Martia bertemu dengan seorang pemuda yang sepertinya muncul dari balik bayang-bayang. Namanya Mario. Dia tinggi, dengan mata yang gelap dan dalam seperti malam itu sendiri.Â
Ada sesuatu yang aneh pada dirinya, sesuatu yang tampak seperti manusia, namun meski memiliki aura misterius, Martia langsung merasakan ketertarikan. Tanpa mengetahui alasannya, hati mereka mulai terjalin seolah mereka ditakdirkan untuk bertemu.
Yang tidak diketahui Martia adalah Mario membawa kutukan. Berabad-abad yang lalu, seorang penyihir pendendam telah mengubahnya menjadi makhluk yang dikutuk untuk hidup di antara dunia orang hidup dan orang mati, tidak mampu merasakan panasnya matahari atau dinginnya musim dingin.Â
Dia hanya bisa berdiam dalam bayang-bayang, jauh dari cahaya, dan setiap malam tiba, sifat gelapnya semakin kuat. Namun sejak pertama kali dia melihat Martia, keberadaan mengerikannya tersendat. Untuk pertama kalinya setelah berabad-abad, Mario merasakan dorongan untuk melawan kegelapan yang menguasai dirinya.
Martia, setelah mengetahui kebenarannya, tidak melarikan diri, seperti yang dilakukan banyak orang lainnya sebelumnya. Sebaliknya, dia meraih tangan Mario, merasakan dinginnya kulitnya, tapi dia tidak takut.Â
Dia tahu bahwa di balik kutukan itu ada seorang pria yang masih bisa mencintai. Bertekad untuk menyelamatkannya, Martia  mulai mencari jawaban di buku-buku kuno dan berkonsultasi dengan orang bijak yang terlupakan di pegunungan.Â
Dia menemukan bahwa kutukan itu hanya bisa dipatahkan jika Mario berhasil melawan sifatnya selama satu malam penuh, sementara cinta seseorang membuatnya tetap berlabuh pada kemanusiaan.
Bulan purnama terbit di cakrawala pada malam ketika segalanya akan berubah. Martia dan Mario bertemu di tempat terbuka di hutan, di mana bayangan tampak memanjang dan berputar, ingin melahap Mario sepenuhnya.Â