Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Refleksi Cermin

13 Oktober 2024   14:10 Diperbarui: 13 Oktober 2024   14:11 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Refleksi Cermin, sumber: Pixabay)

Namun hal terburuk masih akan terjadi.

Malam-malam berikutnya mulai memburuk. Setiap kali aku melihat ke cermin, bayanganku tersenyum ke arahku dengan ekspresi jahat yang sama. Dia mulai bergerak sendiri, memberi isyarat dengan cara yang tidak saya lakukan. Pada awalnya, saya pikir itu karena kegelisahan saya, tetapi tidak. Setiap kali aku menoleh, bayanganku kembali menatap ke arahku. Seolah dia sedang menunggu.

Suatu malam, setelah tidak tidur berhari-hari, saya tidak tahan lagi. Aku bangun, menyalakan lampu dan menghadap cermin, jantungku berdebar kencang.

"Apa yang kamu inginkan?" Aku berteriak, berharap tidak mendapat respon.

Bayanganku kembali tersenyum. Tapi kali ini, dia melakukan sesuatu yang membuatku merinding. Dia mengulurkan tangannya ke arah kaca, seolah ingin memecahkannya. Aku tidak bergerak, tapi bayanganku bergerak. Perlahan, tangannya melewati kaca, mencapai sisi lainnya.

Aku melangkah mundur, nafasku cepat dan tidak terkendali. Saya tidak percaya dengan apa yang saya lihat. Refleksi itu menatapku dengan senyuman yang lebih lebar, dan pada saat itu aku tahu apa yang kuinginkan: tempatku.

Aku berlari menuju pintu, tapi sebelum aku bisa mencapainya, punggungku terasa sangat dingin. Aku berbalik, dan di sanalah dia, berjalan keluar dari cermin. Dia menangkapku, tangannya yang sedingin es melingkari leherku, dan segalanya menjadi gelap.

Ketika saya membuka mata, saya tidak lagi berada di kamar saya. Aku...di sisi lain. Aku berada di dalam cermin, melihat ke dalam kamarku sendiri. Bayanganku, makhluk yang kini menempati tempatku, menatapku dari sisi lain. Dia tersenyum padaku. Dan aku, yang terjebak dalam kaca yang dingin, tidak bisa berbuat apa-apa.

Saya memukul kaca, saya berteriak, tetapi tidak ada yang bisa mendengar saya. Sekarang aku adalah refleksinya. Dan dia, si penipu, menjalani hidupku. Aku melihatnya berjalan melewati apartemenku, meninggalkan kamar, menutup pintu di belakangnya.

Saya terjebak di sini. Waktu tidak lagi berarti bagiku. Saya hanya tahu bahwa setiap kali seseorang mendekati cermin, saya mencoba memperingatkan mereka. Saya mencoba memberi tahu mereka bahwa bayangan yang mereka lihat tidak selalu benar.

Tapi tidak ada yang mendengarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun