Pernahkah Anda mendengar tentang Kandy, permata spiritual Sri Lanka? Temukan bagaimana Kuil Gigi Buddha mendefinisikan kekayaan warisan budayanya.
Di jantung kota Sri Lanka, bermandikan air Sungai Mahaweli, terletak kota Kandy, kekayaan budaya dan spiritual yang tersembunyi di balik kabut pegunungan tengah.Â
Kota ini tidak hanya terkenal karena keindahan pemandangannya dan kekayaan sejarahnya, tetapi juga karena menjadi rumah bagi Kuil Gigi Buddha yang terkenal, sebuah situs ziarah yang menyimpan relik suci: gigi Buddha.
Sejarah Kandy terkait dengan legenda dan kenyataan. Didirikan pada abad ke-15, kota ini merupakan ibu kota terakhir raja-raja Sinhala kuno. Negara ini dengan berani melawan invasi kolonial, menjaga kemerdekaannya hingga abad ke-19, sebuah bukti kekuatan dan karakter uniknya.
Kuil Gigi atau Sri Dalada Maligawa, adalah pusat spiritualitas Buddha di Sri Lanka.Â
Menurut tradisi, gigi Buddha diselamatkan dari api tumpukan kayu pemakamannya di India dan dibawa ke Sri Lanka pada abad ke-4 oleh beberapa biksu pemberani. Gigi ini tidak hanya menjadi simbol agama, tetapi juga menjadi objek kekuasaan politik, karena diyakini siapa pun yang memilikinya berhak memerintah bumi.
Kuil ini, dengan arsitekturnya yang megah, mencerminkan perpaduan gaya mulai dari Sinhala tradisional hingga elemen Barok Portugis. Upacara sehari-hari, dengan ritual dan nyanyian, membenamkan pengunjung dalam pengalaman mistis, di mana pengabdian dan sejarah saling terkait.
Namun Kandy lebih dari sekadar kuilnya. Kota ini ditandai dengan festival-festivalnya yang meriah, dengan Esala Perahera menjadi salah satu yang termegah.Â
Selama festival ini, jalanan dipenuhi dengan tarian tradisional, genderang, dan gajah yang dihias dengan megah, dalam prosesi untuk menghormati relik suci Gigi Buddha.
Kandy juga merupakan tempat perpaduan berbagai budaya, tempat bertemunya agama Buddha, Hindu, Islam, dan Kristen, sehingga menciptakan permadani multikultural dan multietnis.Â