Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Bayangan di Antara Kita

9 Oktober 2024   21:50 Diperbarui: 9 Oktober 2024   21:58 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Liana dan Martin merupakan pasangan muda yang memancarkan kebahagiaan. Mereka tumbuh bersama di sebuah kota kecil dan selama bertahun-tahun, persahabatan yang tidak bersalah berubah menjadi cinta yang dalam dan tak terpatahkan. Mereka selalu berjalan bergandengan tangan di jalanan, berbagi tawa dan rahasia, berjanji bahwa mereka tidak akan pernah berpisah. Dunia sepertinya berpihak pada mereka, hingga suatu hari segalanya berubah.

Mereka memutuskan untuk pindah bersama ke sebuah rumah tua di pinggiran kota, rumah yang sudah bertahun-tahun kosong. Meski tempat itu bernuansa suram dan kuno, mereka berdua bersemangat untuk memulai hidup mereka di sana. Liana, yang selalu penasaran, menjelajahi setiap sudut, sementara Martin memperbaiki barang-barang kecil yang kondisinya memprihatinkan karena waktu.

Pada awalnya, rumah itu tampak nyaman bagi mereka, dengan perabotan antik dan jendela yang menawarkan pemandangan hutan di dekatnya. Namun, seiring berjalannya waktu, hal-hal aneh mulai terjadi. Di malam hari, Liana terbangun dengan perasaan ada yang mengawasinya dari sudut gelap ruangan. Di lain waktu, saya mendengar bisikan, kata-kata yang tidak dapat dipahami yang seolah melayang di udara saat saya sendirian.

Baca juga: Bunga dan Bayangan

Martin tidak menganggapnya penting. Saya pikir rumah-rumah tua selalu memiliki pesona dan misterinya masing-masing, tetapi Lana tidak bisa mengabaikan apa yang dia rasakan. Setiap hari dia menjadi semakin gugup, semakin gelisah, dan cintanya pada Martin adalah satu-satunya hal yang membuatnya cukup kuat untuk bertahan.

Suatu malam, ketika mereka sedang tidur, Lana terbangun dengan kaget. Dia merasakan kehadiran di ruangan itu, sesuatu yang gelap membayangi mereka. Dia membangunkan Martin, yang meyakinkannya bahwa tidak ada apa-apa, itu hanya imajinasinya. Namun Lana bersikeras bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

Kemudian, mereka mendengar suara berisik di lorong. Martin, bertekad untuk menunjukkan kepadanya bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan, bangkit dari tempat tidur dan pergi untuk menyelidikinya. Rumah itu gelap gulita, hanya derit lantai di bawah kaki mereka yang memecah kesunyian. Namun ketika dia sampai di lorong, sesuatu menghentikan langkahnya.

Di sana, di tengah kegelapan, dia melihat sebuah bayangan. Itu bukanlah bayangan sederhana yang ditimbulkan oleh cahaya bulan; Itu adalah sesuatu yang lebih, sesuatu yang tampaknya memiliki kehidupannya sendiri. Sosok itu tidak memiliki wajah atau bentuk tertentu, tapi anehnya gerakannya seperti manusia. Marcos merasakan hawa dingin menyerangnya, melumpuhkannya sejenak.

Sebelum dia sempat bergerak atau berteriak, bayangan itu menerjang ke arahnya. Semuanya terjadi dalam sekejap mata. Lana mendengar jeritan teredam dan berlari menuju lorong. Di sana, dia menemukan Martin berdiri, tapi ada sesuatu dalam dirinya yang berubah. Matanya, yang dulu dipenuhi kehangatan, kini kosong dan gelap, seolah sebagian dirinya telah terkoyak.

Lana berlari ke arahnya, memeluknya dan menanyakan apa yang terjadi, tapi Martin tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dia hanya menatapnya, dengan senyuman yang dipaksakan dan dingin. Pada hari-hari berikutnya, Martin nyaris tidak berbicara, ia nyaris tidak makan. Tubuhnya ada di sana, namun esensinya tampak memudar, seolah bayangan di lorong telah mengambil sesuatu darinya sehingga dia tidak akan pernah bisa mendapatkannya kembali.

Putus asa untuk mendapatkan kembali pria yang dicintainya, Lana mulai meneliti sejarah rumah tersebut. Dia mengetahui bahwa, bertahun-tahun sebelumnya, ada sepasang suami istri yang pernah tinggal di sana. Mereka sangat mencintai satu sama lain, namun sebuah kecelakaan tragis telah merenggut nyawa mereka. Penduduk desa mengatakan bahwa jiwa mereka belum menemukan ketenangan dan setiap pasangan yang memasuki rumah tersebut pasti akan mengalami nasib yang sama.

Lana tidak mau mempercayainya. Dia dan Martin sangat mencintai satu sama lain, melebihi kutukan atau roh dendam apa pun. Namun seiring berjalannya waktu, Martin menjadi semakin menjauh, hampir seperti bayangan dirinya sendiri. Dan kemudian, suatu malam, Lana menemukannya berdiri di depan cermin, menggumamkan sesuatu yang tidak dia mengerti. Suaranya rendah dan parau, dan di pantulan cermin, Lana tidak hanya melihat Martin, tapi juga bayangan di belakangnya, bergerak serempak dengan gerakannya.

Seolah-olah bayangan itu mengendalikannya, seolah-olah dia telah menjadi perpanjangan dari sesuatu yang jauh lebih gelap.

Malam itu, Lana mengambil keputusan. Jika rumah itu ingin memisahkan mereka, jika kutukan ingin merenggut Martin darinya, maka dia tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Bersama-sama mereka telah berjanji untuk selalu ada untuk satu sama lain, dan Lana tidak akan mengingkari janjinya. Dia memeluk Martin dan dengan air mata berlinang, berbisik: "Jika kamu pergi, bawalah aku bersamamu. Aku tidak ingin hidup tanpamu."

Bayangan di cermin tampak bergetar dan Martin untuk pertama kalinya dalam beberapa minggu, memandangnya dengan ekspresi kesakitan dan kelembutan. "Aku tidak bisa tinggal di sini, Lana," gumamnya dengan suara terbata-bata. "Rumah itu... menuntutku."

"Kalau begitu ayo pergi bersama," jawabnya tegas. "Aku akan mengikutimu kemanapun kamu pergi."

Pada saat itu, rumah itu seakan bernafas bersama mereka. Dindingnya berderit dan udara menjadi sedingin es, tapi Lana tidak menjauh. Dia terus memeluk Martin, dan dalam pelukan itu, keduanya diselimuti bayangan. Tidak ada yang melihat mereka lagi.

Mereka mengatakan bahwa pada malam bulan purnama, jika Anda mendekati rumah dan mendengarkan dengan seksama, Anda akan mendengar bisikan lembut, seperti dua kekasih yang saling berjanji bahwa mereka tidak akan pernah berpisah. Bayangan yang menghuni rumah itu masih menjaga mereka, tapi mereka melakukannya bersama-sama, seperti yang mereka janjikan, melampaui hidup dan mati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun