Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bayangan Anathor: Teka-teki Blackwood

8 Oktober 2024   15:32 Diperbarui: 8 Oktober 2024   15:36 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Bayangan Hitam, sumber: Pixabay)

Blackwood adalah kota kecil yang tenang, terletak di pegunungan utara. Jalanan berbatu dan rumah-rumah bergaya Victoria memberikan suasana menawan dan nostalgia. Namun, pada musim dingin tahun 1987, sebuah fenomena yang tidak dapat dijelaskan mulai meneror penduduknya.

Semuanya dimulai pada suatu malam di bulan Januari, ketika keluarga Thompson, yang tinggal di sebuah rumah tua dekat hutan, melihat bayangan untuk pertama kalinya. Saat mereka sedang makan malam, sosok gelap bermata putih muncul di sudut ruang makan, menatap mereka. Udara menjadi dingin dan perasaan takut memenuhi ruangan. Bayangan itu menghilang secepat kemunculannya, namun meninggalkan keluarga tersebut dalam keadaan shock dan kebingungan.

Keesokan harinya, keluarga Thompson berbagi pengalaman mereka dengan tetangga mereka, dan ternyata mereka tidak sendirian. Di berbagai bagian Blackwood, keluarga lain telah melihat bayangan yang sama dengan mata putih di rumah mereka. Pada minggu-minggu berikutnya, bayangan itu muncul di sebagian besar rumah di kota, selalu dengan kehadiran yang mengganggu dan mata yang bersinar dalam kegelapan.

Kepanikan mencengkeram Blackwood. Pihak berwenang setempat tidak dapat memberikan penjelasan dan upaya para tetangga untuk melindungi diri mereka sendiri, mulai dari berdoa hingga jimat, terbukti sia-sia. Bayangan itu terus muncul, tidak terganggu dan tidak terjangkau.

Putus asa mendapatkan jawaban, Walikota Blackwood Thomas Greene mengundang pakar paranormal Dr. Arthur Pendleton untuk menyelidikinya. Pendleton, seorang pria paruh baya dengan reputasi kuat dalam studi supernatural, tiba di kota bersama timnya dan memulai penyelidikannya.

Suatu malam saat menjelajahi arsip tua kota, Pendleton menemukan manuskrip berdebu yang berbicara tentang kutukan kuno. Menurut teks tersebut, berabad-abad yang lalu, seorang penyihir gelap bernama Anathor telah diusir dari wilayah tersebut karena mempraktikkan sihir terlarang. Sebelum diusir, Anathor mengutuk Blackwood, menjanjikan bahwa bayangan bermata putih akan menyiksa penghuninya sampai mereka menemukan dan menghancurkan artefak gelap: Cermin Anathor.

Pendleton membagikan penemuannya kepada walikota dan mereka mengatur pencarian menyeluruh untuk Cermin Anathor. Legenda mengatakan bahwa cermin itu tersembunyi di suatu tempat di dalam kota. Dengan bantuan warga, mereka mulai mencari di setiap sudut, mulai dari ruang bawah tanah hingga loteng, mencari apa saja yang mungkin ada hubungannya dengan kutukan tersebut.

Setelah berminggu-minggu mencari, suatu malam, di sebuah rumah kosong di pinggir kota, Pendleton menemukan cermin antik yang tertutup debu dan sarang laba-laba. Melihat lebih dekat, dia melihat tanda gelap terukir di bingkainya dan energi tak menyenangkan memancar darinya. Yakin bahwa itu adalah Cermin Anathor, Pendleton memutuskan untuk menghancurkannya.

Dia mengumpulkan penduduk di alun-alun pusat Blackwood, di samping api unggun besar. Saat malam tiba, saat bayangan bermata putih muncul di sekitar kerumunan, Pendleton melemparkan cermin ke dalam api. Jeritan memekakkan telinga muncul dari cermin saat cermin itu pecah dan bayangan itu menghilang ke udara, membebaskan Blackwood dari terornya.

Dengan rusaknya kutukan, kedamaian kembali ke kota. Warga berterima kasih kepada Dr. Pendleton atas keberanian dan wawasannya. Meski misteri bayangan telah terpecahkan, kisah kutukan Anathor menjadi legenda yang diceritakan para tetua kepada generasi baru, mengingatkan mereka akan pentingnya menghadapi hal yang tidak diketahui dengan keberanian dan tekad.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun