Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hetty Green: Kisah Mengejutkan di Balik Penyihir Jahat Wall Street

8 Oktober 2024   07:25 Diperbarui: 8 Oktober 2024   07:46 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Hetty Green, sumber:The Epoch Times)

Hetty Green, wanita terkaya dan tercepat dalam sejarah? temukan kisah mengejutkan di balik “Penyihir Jahat Wall Street”

Hetty Green, lahir sebagai Henrietta Howland Robinson pada tahun 1834 di New Bedford, Massachusetts, tercatat dalam sejarah sebagai salah satu wanita terkaya dan tentunya paling hemat di Amerika Serikat. Satu-satunya putri seorang pedagang kaya di industri perburuan paus, ia mewarisi kekayaan besar sekitar $7,5 juta setelah kematian ayahnya, yang ditambah dengan warisan lain dari seorang bibinya. Basis kekayaan ini memungkinkannya memasuki dunia keuangan, menjadikannya tokoh perintis di Wall Street, tempat ia mengumpulkan kekayaan yang saat ini setara dengan miliaran dolar.

Hetty pindah ke New York pada usia 21 tahun, bertekad untuk meningkatkan warisannya dengan berinvestasi di pasar keuangan Wall Street yang baru lahir. Di lingkungan yang didominasi laki-laki, keterampilan negosiasi dan investasinya yang berani membuatnya menonjol, namun ia juga mendapat julukan menakutkan – “Penyihir Jahat dari Wall Street” – karena karakternya yang keras dan pendekatan bisnisnya yang tidak kenal kompromi.

Meskipun dia menikah dengan Edward Green, seorang jutawan seperti dia, Hetty terus mempertahankan gaya hidup yang sangat sederhana. Ia lebih suka hidup seolah-olah tidak punya uang: ia dikenal selalu berpakaian hitam dan mengenakan pakaian yang sama hingga benar-benar usang. Dia bahkan menjahit pakaiannya sendiri dan menolak pengeluaran yang tidak perlu untuk makanan mahal atau jasa yang dianggap berlebihan. Faktanya, sebagian besar orang sezamannya setuju bahwa ia menghindari kemewahan dan lebih memilih menabung daripada belanja, yang memicu reputasi keserakahan.

Salah satu kisah Hetty yang paling terkenal dan tragis melibatkan putranya, Ned Green. Saat kakinya patah, Hetty berusaha mencari pengobatan gratis atau berbiaya rendah, sesuatu yang menunda perawatan yang tepat dan akhirnya mengakibatkan kaki Ned diamputasi. Episode ini semakin mengobarkan persepsi betapa pelitnya dia dan memperkuat reputasinya yang kontroversial.

Pada tahun 1916, pada usia 81 tahun Hetty Green meninggal di New York City. Penyebab kematiannya adalah stroke, meskipun versi yang menunjukkan pertengkaran dengan pembantunya mengenai kenaikan gaji tidak terkonfirmasi secara historis dan mungkin berlebihan. Namun, memang benar bahwa perekonomiannya yang ketat tidak meninggalkannya hingga saat-saat terakhir hidupnya.

Meski sangat berhemat, anak-anaknya, Edward dan Sylvia, tidak memiliki sikap yang sama terhadap kekayaan. Setelah kematian Hetty, mereka hidup lebih bermurah hati. Sylvia, misalnya, menggunakan sebagian kekayaan warisannya untuk amal, meskipun tidak ada bukti pasti bahwa ia membangun rumah sakit gratis, seperti yang kadang-kadang dikatakan.

Kisah Hetty Green mengingatkan kita akan dampak ekstrem yang bisa ditimbulkan oleh obsesi terhadap kekayaan dan tabungan. Meskipun ia adalah salah satu wanita paling sukses secara finansial pada masanya, ia juga menjadi simbol keserakahan yang ekstrem, sosok yang terus menimbulkan daya tarik dan perdebatan hingga saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun