"Terima kasih..." gumam suara yang dalam dan kuno yang sepertinya datang dari udara itu sendiri, meskipun bibir kerangka yang tidak ada itu tidak bergerak.
Chauhan, gemetar, tidak tahu harus berbuat apa. Sosok itu mengambil salah satu bunga gardenia yang jatuh ke tanah dan, dengan kehalusan yang mengejutkan, meletakkannya di dadanya, tepat di tempat jantungnya seharusnya berada. Cahaya aneh mulai mengelilinginya, seolah-olah bunga-bunga itu, dalam beberapa hal, memberinya kehidupan.
"Aku sudah menunggu... lama sekali," kata suara itu, kali ini lebih jelas. Gardenia... hadiah cinta... untuk istirahatku.
Chauhan, yang masih takut namun penasaran, berhasil melontarkan pertanyaan:
—Siapa... siapa kamu?
—Namaku... tidak penting lagi. Tapi dahulu kala, aku mencintai seorang wanita yang tidak pernah bisa menerima ucapan selamat tinggal terakhirku. Bunga-bunga ini untuknya... tapi aku tidak pernah mengirimkannya. Saya telah terjebak, menunggu saat ketika saya bisa beristirahat. Dan sekarang, kamu telah membebaskanku.
Kerangka itu perlahan memudar di depan mata Chauhan, seolah-olah udara itu sendiri yang menyerapnya, dan tempat itu kembali normal. Aroma bunga gardenia masih tercium di udara, namun suasana berat telah hilang. Bunga-bunga yang sebelumnya jatuh ke tanah kini membentuk jejak halus menuju pintu keluar.
Chauhan yang masih dengan jantung berdebar kencang segera meninggalkan toko, disusul Citol yang kini terdiam. Saat mencapai alun-alun, dia merasakan udara segar membelai wajahnya, perlahan memulihkan ketenangannya.
Dia tidak pernah tahu persis siapa pria itu atau mengapa rohnya terperangkap begitu lama, tapi dia mengerti bahwa, dalam beberapa hal, intervensinya telah memungkinkan dia menemukan kedamaian. Bunga gardenia, anugerah cinta yang tidak pernah diberikan, kini telah memenuhi tujuannya.
Keesokan harinya, ketika dia melewati toko bunga itu lagi, bunga kacapiringnya sudah hilang. Tempat itu tetap tertutup dan kosong, seperti biasanya. Namun, setiap kali Chauhan berjalan ke sana, dia merasakan kedamaian yang aneh, seolah kisah cinta yang terlupakan akhirnya menemukan hasilnya.
Maka, kota Wesley melanjutkan rutinitasnya yang tenang, tidak menyadari kejadian misterius yang terjadi di balik bayang-bayang toko bunga tua. Namun Chauhan tidak pernah melihat kacapiring dengan cara yang sama lagi.