Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Taman Rangka

4 Oktober 2024   10:30 Diperbarui: 4 Oktober 2024   11:05 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Taman Angker, Sumber: Pixabay)

"Terima kasih..." gumam suara yang dalam dan kuno yang sepertinya datang dari udara itu sendiri, meskipun bibir kerangka yang tidak ada itu tidak bergerak.

Chauhan, gemetar, tidak tahu harus berbuat apa. Sosok itu mengambil salah satu bunga gardenia yang jatuh ke tanah dan, dengan kehalusan yang mengejutkan, meletakkannya di dadanya, tepat di tempat jantungnya seharusnya berada. Cahaya aneh mulai mengelilinginya, seolah-olah bunga-bunga itu, dalam beberapa hal, memberinya kehidupan.

"Aku sudah menunggu... lama sekali," kata suara itu, kali ini lebih jelas. Gardenia... hadiah cinta... untuk istirahatku.

Chauhan, yang masih takut namun penasaran, berhasil melontarkan pertanyaan:

—Siapa... siapa kamu?

—Namaku... tidak penting lagi. Tapi dahulu kala, aku mencintai seorang wanita yang tidak pernah bisa menerima ucapan selamat tinggal terakhirku. Bunga-bunga ini untuknya... tapi aku tidak pernah mengirimkannya. Saya telah terjebak, menunggu saat ketika saya bisa beristirahat. Dan sekarang, kamu telah membebaskanku.

Kerangka itu perlahan memudar di depan mata Chauhan, seolah-olah udara itu sendiri yang menyerapnya, dan tempat itu kembali normal. Aroma bunga gardenia masih tercium di udara, namun suasana berat telah hilang. Bunga-bunga yang sebelumnya jatuh ke tanah kini membentuk jejak halus menuju pintu keluar.

Chauhan yang masih dengan jantung berdebar kencang segera meninggalkan toko, disusul Citol yang kini terdiam. Saat mencapai alun-alun, dia merasakan udara segar membelai wajahnya, perlahan memulihkan ketenangannya.

Dia tidak pernah tahu persis siapa pria itu atau mengapa rohnya terperangkap begitu lama, tapi dia mengerti bahwa, dalam beberapa hal, intervensinya telah memungkinkan dia menemukan kedamaian. Bunga gardenia, anugerah cinta yang tidak pernah diberikan, kini telah memenuhi tujuannya.

Keesokan harinya, ketika dia melewati toko bunga itu lagi, bunga kacapiringnya sudah hilang. Tempat itu tetap tertutup dan kosong, seperti biasanya. Namun, setiap kali Chauhan berjalan ke sana, dia merasakan kedamaian yang aneh, seolah kisah cinta yang terlupakan akhirnya menemukan hasilnya.

Maka, kota Wesley melanjutkan rutinitasnya yang tenang, tidak menyadari kejadian misterius yang terjadi di balik bayang-bayang toko bunga tua. Namun Chauhan tidak pernah melihat kacapiring dengan cara yang sama lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun