Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dalam Bayang-bayang Cinta

1 Oktober 2024   14:34 Diperbarui: 1 Oktober 2024   14:39 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dalam Bayang-bayang Cinta, sumber: Pixabay)

Bastian merasakan hawa dingin yang lebih dalam. Bayangan yang dia rasakan di dalam rumah, benda-benda yang bergerak... semuanya mulai masuk akal. Rumah itu tidak kosong. Ada hal lain yang mengintai dalam dirinya, sesuatu yang ingin membawa Anna pergi. Dia juga dalam bahaya, tapi sekarang dia tidak bisa meninggalkan wanita itu, yang anehnya dia merasa dekat.

"Mereka... yang lainnya, yang tinggal di sini..." Anna menatap Bastian, matanya bersinar. Saya tidak pernah ingin mereka ada. Rumah ini milikku. Miliknya. Tapi tidak satupun dari mereka yang seperti kamu. Kamu... memiliki darahnya.

Bastian mengerti maksudnya. Dia adalah keturunan Vino, dan Anna mengetahuinya. Dia telah menunggu seseorang dengan hati yang sama, dengan ikatan yang sama yang pernah menyatukan mereka.

"Aku tidak bisa tinggal di sini lebih lama lagi," katanya, kata-katanya bergetar. Bayangan itu akan segera membawaku pergi. Tapi jika kamu... jika kamu membantuku, jika kamu mencintaiku seperti dia, aku bisa bebas. Saya tidak ingin pergi ke sisi lain tanpa merasakan lagi apa yang pernah saya alami.

Bastin meraih tangannya, merasakan dinginnya kulitnya, tetapi juga kehidupan yang terpancar dari jiwanya. Bayangan di dalam rumah itu bergerak, mendekat, dan pada saat itu juga, dia menciumnya. Ciuman yang melintasi waktu, generasi, dan mengeluarkan energi yang membuat rumah berguncang.

Saat Bastian membuka matanya, Anna bukan lagi hantu. Kulitnya hangat, matanya hidup. Bayangan itu telah menghilang. Cinta telah membawanya kembali.

Pada saat itulah Bastian memahami apa yang selalu dia rasakan. Anna bukan hanya wanita yang dicintai nenek moyangnya. Sejak dia masih kecil, dia telah memimpikannya. Setiap malam, sepanjang ingatannya, dia melihatnya dalam mimpinya, memanggilnya dari balik bayang-bayang. Cinta itu bukan hanya milik Vino; Sekarang itu miliknya juga.

"Kau selalu bersamaku," bisiknya, matanya penuh emosi.

Anna memandangnya dengan intensitas yang sama, dengan campuran rasa lega dan cinta yang hanya bisa digambarkan sebagai akhir dari penantian abadi.

"Dan aku akan selalu begitu," jawabnya, memeluknya dalam pelukan yang menentukan nasib mereka bersama, sekarang di kehidupan nyata. Cinta akhirnya mempertemukan mereka.

Apa yang akan Anda lakukan jika Anda mengetahui bahwa Anda telah memimpikan cinta dalam hidup Anda sejak Anda masih kecil?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun